Pixel Code jatimnow.com

RSU dr Soetomo Libatkan 70 Dokter Pisahkan Bayi Kembar Siam Kendari

Peristiwa Jumat, 02 Agu 2019 17:48 WIB
Direktur Utama RSU dr Soetomo dr Joni Wahyuhadi menunjukkan foto bayi kembar siam asal Kendari
Direktur Utama RSU dr Soetomo dr Joni Wahyuhadi menunjukkan foto bayi kembar siam asal Kendari

jatimnow.com - Rumah Sakit Umum (RSU) dr Soetomo Surabaya akan menangani bayi kembar siam dempet dada dan perut (thoracoabdomino phagus) bernama Aqila dan Nazila asal Kendari, Sulawesi Tengah. Bayi kembar berjenis kelamin perempuan itu anak pasangan Yayasri dan Silvina Dewi.

Dalam rencana operasi pemisahan, rumah sakit bersertifikat Academic Medical Center Hospital dari Joint Commission Internasional (JCI) atau sertifikat sebagai Rumah Sakit bertaraf dunia tersebut, akan melibatkan 70 dokter.

Direktur Utama RSU dr Soetomo dr Joni Wahyuhadi mengatakan, tim penanganan kembar siam RSU dr Soetomo yang dipimpin Dr Agus Harianto mulai melakulan pemeriksaan dari pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi kepada bayi perempuan anak dari pasangan mulai hari ini, Jumat (2/8/2019).

Setelah semua pemeriksaan selesai, tim baru akan menentukan kapan operasi pemisahan kepada bayi berusia 16 bulan dan merupakan bayi kembar siam ke-99 yang telah ditangani RSU dr Soetomo.

"Nanti total ada 70 dokter yang akan menangani. Tapi penanggungjawabnya dari ketua tim Soetomo. Operasi pemisahan akan dilakukan sesegera mungkin. Begitu siap laboratorium, radiologi siap, segera," terang Joni.

Ketua tim penanganan bayi kembar siam RSU dr Soetomo Surabaya dr Agus Harianto menjelaskan, kondisi yang dialami bayi Aqila dan Nazila sangat kompleks. Sehingga pihaknya masih menunggu usia serta kondisi bayi tersebut mencukupi serta dalam kondisi stabil. Artinya, semakin besar si bayi akan semakin mudah untuk dipisahkan. Hal itu demi keselamatan pasien.

"Karena ini elektif. Artinya kami harus menyiapkan semuanya dari segala macam bentuk. Kami upayakan sehingga pasien naik di meja operasi kita sudah mengerti diagnosanya," paparnya.

Secara umum, kata Agus, kedua bayi dalam kondisi bagus, cantik dan aktif. Kedua bayi juga saling pukul memukul, yang artinya mereka mau dipisahkan.

Sementara itu, anggota tim penanganan bayi kembar siam, dr Poerwadi menuturkan, paling aman dilakukan operasi pemisahan jika masing-masing berat badan bayi 5 kilogram.

"Tapi untuk dempet dada dan perut yang sedemikian komplek, maka kita tidak mau ambil risiko. Kami mau operasi di umur 10 bulan. Tapi dengan berbagai pertimbangan, ini sampai umur 16 bulan," ujarnya.

Sementara itu ayah kedua bayi, Yayasri menambahkan, pada usia kehamilan empat bulan, bayinya ditengarai kembar siam. Namun setelah pemeriksaan kali kedua, dibilang sungsang.

"Akhirnya pas mau USG yang ketiga, sudah lahir ini dan ketahuan kembar siam," ungkapnya.

Dia berharap operasi pemisahan kedua bayinya berjalan lancar. Dia mengaku mendapat dukungan dari masyarakat Kendari.

"Semoga lancar dan tidak ada kendala di bagian tubuh bayi kami," harapnya.