Disebut Lambat Tangani Corona di Sampoerna, Pemkot Surabaya Membantah
Peristiwa Sabtu, 02 Mei 2020 16:51 WIBjatimnow.com - Pemerintah Kota Surabaya akhirnya buka suara terkait penanganan yang dilakukan terhadap kasus Covid-19 di Sampoerna Kali Rungkut. Pemkot membantah terlambat menangani klaster itu seperti yang disampaikan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Koordinator Protokol Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya M Fikser menyebut bahwa yang menemukan pertama kali kasus Covid-19 di Sampoerna justru tim dari Pemkot Surabaya.
"Berawal dari seorang pasien dalam pengawasan (PDP) pada pada 2 April. Dia sakit dan periksa di klinik perusahaan. Kemudian dirujuk 9 April di salah satu rumah sakit (RS) di kawasan Darmo. Lalu 13 April dilakukan tes swab di RS berbeda," jelas Fikser dalam jumpa pers di Balai Kota Surabaya, Sabtu (2/5/2020).
Kemudian pada 16 April, tim dari pemkot akhirnya mengetahui nama dan alamat pasien tersebut, sekaligus mengetahui bahwa pasien ini adalah karyawan Sampoerna.
"Kemudian tanggal 16 April itu kami melalui dinas kesehatan mengundang manajemen Sampoerna untuk kita sampaikan bahwa ada karyawannya yang positif Covid-19," terang Fikser.
Baca juga: Khofifah Sebut Dinkes Surabaya Terlambat Tangani Covid-19 di Sampoerna
"Jadi kami bisa membantah apa yang disampaikan Gubernur (Khofifah), bahwa ada laporan tanggal 14 April itu keliru. Jadi bukan perusahaan (Sampoerna) yang melapor, tapi kami yang memanggil, karena kami menemukan. Jadi itu tanggal 16 (April) bukan 14," tegasnya.
Data dan temuan Pemkot Surabaya bahwa ada salah satu karyawan Sampoerna terpapar Covid-19 dikarenakan kerja keras yang dilakukan.
"Pemkot tidak pernah terlambat. Setiap hari kita lakukan tracing di setiap rumah sakit. Kita jemput bola dengan datang dan telepon untuk menanyakan apakah ada kasus Covid-19 di RS itu. Kita juga sediakan form yang wajib diisi rumah sakit dan diserahkan ke dinas," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Surabaya drg. Febria Rachmanita memastikan bahwa bukan Sampoerna yang melapor, melainkan Pemkot Surabaya lah yang memanggil manajemen Sampoerna.
"Kita pastikan kita yang memanggil PT Sampoerna," tegas Febria.
Menurutnya, saat dipanggil itulah, Pemkot Surabaya meminta agar Sampoerna melakukan rapid test dan mengisolasi seluruh karyawannya.
"Di sana ada 506 pekerja. 123 dirapid test dan hasil reaktif atau positif. Kemudian kita minta swab. Setelah kita dapat bantuan alat swab, baru 48 yang disawab dan 30 pekerja terkonfirmasi positif," paparnya.
Selain itu, Pemkot Surabaya juga meminta Sampoerna mengisolasi karyawannya di salah satu hotel. Juga dari hasil tracing puskesmas, pemkot melakukan pemantauan 14 hari untuk diberikan permakanan.
"Jadi tidak benar kalau kita terlambat dalam penanganan Covid-19. Kami pun bahkan memfasilitasi untuk mencarikan tempat tidur. Dan sudah ada 100 tempat tidur untuk karyawan sampoerna itu," ungkap Febria.
Di tempat yang sama, Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya Eddy Christijanto mengaku bahwa pihaknya terus melakukan komunikasi dengan Sampoerna.
"Kita komunikasi hampir satu minggu dengan Sampoerna sampai akhirnya Sampoerna ketemu Bu Wali pada 26 April. Di sana disampaikan, tolong Sampoerna tutup. Dan seluruh yang positif rapid test segera diisolasi di hotel," beber Eddy.
Pagi harinya atau 27 April Sampoerna sepakat mengisolasi seluruh karyawannya yang positif rapid test di hotel wilayah timur.
"28 April kami telepon lagi, 29 April kami hubungi lagi. Akhirnya jam 13.00 Sampoerna melakukan isolasi karyawannya itu di hotel wilayah timur. Dan anggota kami tempatkan di sana. Dan benar 98 orang diisolasi di hotel itu," sambung Eddy.
Tidak hanya itu, tim dari Pemkot Surabaya juga melakukan penyemprotan disinfektan setiap hari di area pabrik rokok Sampoerna di Kali Rungkut, Surabaya.
"27 April kami melakukan penyemprotan sampai tadi malam di Sampoerna. Kami juga menyebar kasatgas kami sesuai 30 itu yang tersebar di 14 kelurahan. Kami sampaikan ke ketua RT dan RW, jangan sampai keluarga karyawan ini terkucilkan. Kita juga minta kepada Sampoerna untuk membackup isolasi mandiri keluarga karyawannya," tandas Eddy.
Bahkan hari ini, Pemkot Surabaya memfasilitasi 30 karyawan Sampoerna yang hasil swab-nya positif Covid-19 itu untuk dimasukkan ke dua rumah sakit.