Pixel Code jatimnow.com

Mahasiswa Mancanegara Belajar Batik Ecoprint di Tulungagung

Wiyata 3 jam yang lalu
Peserta pelatihan batik ecoprint dari mancanegara. (Foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)
Peserta pelatihan batik ecoprint dari mancanegara. (Foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)

jatimnow.com - Puluhan mahasiswa mancanegara mengikuti pelatihan batik ecoprint di Tulungagung. Para mahasiswa ini berasa dari beberapa negara seperti Ceko, Somalia, Gambia, Turki dan Malaysia.

Mereka memperhatikan penjelasan cara membuat batik ecoprint yang menggunakan pewarna alami tumbuhan. Mahasiswa tersebut menunjukkan minat global yang berkembang terhadap praktik fashion berkelanjutan.

Owner Jejak Alam Earthwear, Aliyah Nabila mengatakan batik ecoprint ini merupakan seni tekstil ramah lingkungan. Dalam teknik tersebut, mereka memanfaatkan kekayaan alam Indonesia dan memperkenalkan peserta pada beragam tumbuhan lokal seperti kenikir, secang, kunyit, mawar merah, daun pepaya, dan pakis.

Melalui demonstrasi langsung, Aliyah menunjukkan bagaimana tanaman-tanaman ini dapat digunakan untuk menciptakan pola dan warna alami pada kain, tanpa menggunakan zat kimia berbahaya.

"Keanekaragaman hayati Indonesia adalah harta karun bagi industri fashion berkelanjutan, lewat pelatihan ini, saya ingin menunjukkan bahwa kita bisa menciptakan fashion yang indah tanpa mengorbankan lingkungan." ujarnya, Minggu (29/09/2024).

Selama sesi peatihan, peserta juga mendapat materi dampak negatif fast fashion terhadap lingkungan, khususnya masalah penumpukan limbah tekstil.

Peserta dijelaskan bagaimana pendekatan slow fashion, termasuk teknik upcycling, dapat menjadi solusi untuk mengurangi dampak lingkungan industri fashion.

"Slow fashion bukan hanya tentang memperlambat produksi dan konsumsi, tetapi juga tentang menghargai proses dan bahan yang kita gunakan," tutur Aliyah.

Tak hanya belajar cara membatik, para peserta ini diharapkan juga mengadopsi praktik fashion yang lebih berkelanjutan di negara masing-masing. Dengan menggabungkan kearifan lokal dan kesadaran global, peserta juga diharapkan terus berkontribusi pada perubahan positif dalam industri fashion dunia.

"Saya berharap peserta dapat membawa pulang tidak hanya keterampilan baru, tetapi juga semangat untuk melestarikan alam melalui fashion." pungkasnya,