Pixel Code jatimnow.com

Kata Akademisi soal Gelar Pahlawan Nasional pada Soeharto

Nasional Jumat, 01 Nov 2024 16:30 WIB
Spanduk gelar Pahlawan Nasional pada Soeharto telah terpajang di beberapa jalan Surabaya sejak Desember 2018 (dok.jatimnow.com)
Spanduk gelar Pahlawan Nasional pada Soeharto telah terpajang di beberapa jalan Surabaya sejak Desember 2018 (dok.jatimnow.com)

jatimnow.com - Presiden ke-2 RI Jenderal Besar TNI (Purn) Soeharto kembali diusulkan mendapat gelar Pahlawan Nasional. Usulan tersebut menuai komentar dari para akademisi, salah satunya dari Universitas Airlangga (UNAIR) Moordiati, dan Universitas Wijaya Kusuma Alim Basa Tualeka.

Menurut Moordiati, usulan ini cukup sah dari sisi politik, akrena Golkar ingin memberikan legitimasi terhadap kontribusi Soeharto dalam membesarkan partai.

"Pak Harto adalah tokoh pertama yang membawa Golkar menjadi besar. Jika usulan ini muncul dari Partai Golkar, tentu tidak ada masalah,” ucap Moordiati, saat dihubungi, Jumat (1/11/2024).

Dosen Fakultas Ilmu Budaya Program Studi Ilmu Sejarah ini mengingatkan, Golkar juga harus mempertimbangkan aspek lain agar gelar Pahlawan Nasional pada Soeharto ini cepat tercapai.

Sebab, meskipun Soeharto berhasil membawa Indonesia mencapai swasembada beras, dan dikenal dengan berbagai pembangunan fisik, ada sisi lain yang perlu diperhitungkan.

"Dalam pandangan akademisi, ada berbagai nilai yang perlu diperhatikan sebelum menetapkan beliau sebagai Pahlawan Nasional. Selain jasa, perlu melihat konteks yang lebih luas tentang kontribusi dan dampak kepemimpinannya,” jelasnya.

Menurut dia, kontribusi Soeharto bisa lebih kontekstual jika dinilai dalam lingkup pahlawan pembangunan, bukan sebagai bapak bangsa. 

"Contoh real jamannya pak harto yang berkuasa selama 32 tahun itu ndak ada satupun anaknya yang diusulkan masuk dijalur birokrat. Artinya pak soeharto itu tidak pernah melanggar aturan demokratis. Nah itu yang kemudian memorehkan sejarah buat orang-orang pengikut soeharto,” katanya.

"Bagi sebagian orang, Pak Harto memang merepresentasikan simbol ke-Jawa-an yang kental. Dia berhasil menampilkan budaya Jawa dalam lingkup nasional, yang bisa jadi dianggap sebagai jawasentris," imbuhnya. 

Akademisi UNAIR Moordiati (foto: Moordiati for jatimnow.com)Akademisi UNAIR Moordiati (foto: Moordiati for jatimnow.com)

Usulan ini tentunya akan menjadi bahan diskusi yang panjang di kalangan masyarakat, akademisi, dan politisi, terutama mengingat perjalanan sejarah dan kontribusi Soeharto selama 32 tahun memimpin Indonesia.

Ia juga menyatakan, perlu dilihat kembali tentang apa yang menjadi warisan pembangunan beliau saat ini dan apakah itu masih relevan dengan pembangunan zaman sekarang.

"Semua ini adalah pertimbangan penting yang harus diperhatikan dalam mengusulkan beliau sebagai Pahlawan Nasional,” terangnya.

Sementara Dosen fakultas ilmu Kebijakan Publik Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Alim Basa Tualeka juga mengatakan, pengusulan nama Soeharto oleh Golkar ini sebagai sebuah ungkapan terimakasih dari partai Golkar atas kiprah soeharto.

Ia menilai kiprah soeharto yang selalu memegang teguh administrasi negara menjadi legacy bagi soeharto untuk bisa diusulkan menjadi pahlawan selain sebagai baoak pembangunan.

"Dalam kacamata saya pengusulan nama soeharto ini bisa dilihat dari kebijakan-kebijakan pak Soeharto yang selalu melangkah mengutamakan kebijakan negara,” kata Alim Basa.

Sebelumnya, Sekjen DPP Golkar M Sarmuji mengatakan, usulan gelar Pahlawan Nasional pada Soeharto telah melalui proses yang panjang.

"Semua prosedur saya rasa sudah. Jadi tinggal proses pengambilan keputusannya saja ini, tinggal ujungnya saja yang perlu kita dorong," ucap Sarmuji, saat dihubungi via telepon.

Rencananya, kajian terhadap pemberian gelar Pahlawan Nasional pada Soeharto akan kembali dikomando oleh Golkar Jatim. 

Sarmuji mengaku, beberapa unsur mulai akademisi, budayawan, hingga aktivis akan dikumpulkan dalam sebuah seminar.

"Kita akan ingatkan lagi (seminar) Golkar Jatim yang ngadakan," imbuh Sarmuji.