Pixel Code jatimnow.com

Gubernur Khofifah Tinjau Spillway Sungai Tanggul Jember, Targetkan 1.046 Ha Sawah Terairi

Pemerintahan 2 jam yang lalu
Gubernur Khofifah saat meninjau Spillway Sungai Tanggul Jember. (Foto: Zicha for jatimnow.com)
Gubernur Khofifah saat meninjau Spillway Sungai Tanggul Jember. (Foto: Zicha for jatimnow.com)

jatimnow.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau langsung pembangunan infrastruktur pelimpah luapan air (spillway) Sungai Tanggul, yang terletak di Desa Paseban Kecamatan Kencong Jember, Sabtu (13/9/2025). Dengan adanya pembangunan itu, Khofifah berharap dapat mengairi 1.046 hektare sawah milik petani.

Tahun 2019 sungai tersebut terdampak banjir hingga aliran mengalami perubahan dan terbentuk shortcut atau muara baru yang membuat air langsung mengalir ke laut, dan membuat ribuan hektare sawah kehilangan suplai air.

“Maka pembangunan spillway ini harus dilakukan agar aliran Sungai Tanggul bisa kembali mengairi 1.046 hektare sawah di wilayah ini,” kata Khofifah.

Khofifah menyampaikan, infrastruktur spillway Sungai Tanggul dibangun dengan APBD Provinsi Jawa Timur senilai Rp15,6 miliar. 

Proyek ini juga berfungsi mengendalikan kerusakan alur Sungai Tanggul akibat muara baru serta membagi debit banjir agar lebih terkendali.

Hingga kini, progres pembangunan mencapai 55,26 persen. Pekerjaan meliputi pemasangan beton bertulang dengan tinggi mercu pelimpah 2,5 meter berbentuk ogee (bulat) berukuran lebar 5,3 meter dan panjang 47,5 meter.

“Tahap pembangunan yang dibiayai APBD Jatim Tahun Anggaran 2025 ini ditargetkan selesai dalam 270 hari kalender atau tepatnya 21 Desember 2025,” jelasnya.

Khofifah berharap, pembangunan spillway dapat segera rampung untuk meningkatkan ketahanan pangan, sekaligus mengurangi risiko banjir dan kekeringan. Hal ini juga diyakini dapat memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat pesisir dan petani di Jember bagian selatan.

“Jika spillway selesai tepat waktu, maka musim tanam Januari mendatang sudah bisa berjalan dengan irigasi yang baik. Dengan begitu siklus pertanian kembali normal, produksi pangan meningkat, dan ketahanan ekonomi masyarakat makin kuat,” tegasnya.