Mid-Year Outlook UOB, Emil Dardak Ajak Sinergi Bangun Ekonomi Kuat
Ekonomi 2 jam yang lalujatimnow.com – Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, menegaskan komitmen Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur dalam menjaga iklim investasi Jatim yang kondusif bagi pelaku usaha. Hal ini disampaikan dalam acara "Privilege Conversation: Mid-Year Market Outlook 2025" yang diselenggarakan oleh UOB Indonesia di Surabaya, Kamis (18/9/2025).
Acara bertema "Threading Clear Line in The Midst of Tariff and Tension" ini dihadiri oleh para nasabah UOB Indonesia yang merupakan pengusaha-pengusaha di Jawa Timur.
Selain Emil Dardak, hadir pula sejumlah pembicara lainnya, antara lain: Head of Wealth Advisory, Business Performance & Training UOB Indonesia, Emillya Soesanto, ASEAN Economist UOB, Enrico Tanuwidjaja, Senior Economist Institute for Development of Economics and Finance - INDEF, Aviliani, dan Chief Investment Officer PT UOB Asset Management Indonesia, Albert Budiman.
"Kami sangat mengapresiasi inisiatif UOB Indonesia dalam mengumpulkan para pengusaha yang menjadi roda penggerak perekonomian di Jawa Timur. Forum ini menjadi wadah penting untuk mendapatkan informasi terkini mengenai peta perekonomian regional dan global," ujar Emil Dardak.
Dalam paparannya, Emil Dardak menyampaikan strategi Pemprov Jatim hingga tahun 2030, sejalan dengan visi pemerintahan Prabowo-Gibran. Fokus utama adalah menarik investasi, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan melanjutkan pembangunan infrastruktur.
"Kami menekankan potensi besar yang dimiliki Jawa Timur untuk menumbuhkan optimisme di kalangan pelaku usaha. Realisasi investasi, pertumbuhan ekonomi, pembangunan infrastruktur, serta langkah-langkah pemerintah dalam memastikan kelancaran ekosistem dunia usaha menjadi kunci utama," jelasnya.
Salah satu langkah konkret yang dilakukan Pemprov Jatim adalah pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Digital Singosari. Selain itu, pembangunan infrastruktur terus dikebut, dengan prioritas tambahan pada sektor ketahanan pangan.
"Kami terus berinvestasi dalam pengembangan ekonomi masa depan melalui KEK Digital Singosari. Pembangunan infrastruktur juga terus kami lanjutkan, dengan fokus tambahan terhadap ketahanan pangan," imbuhnya.
Para nasabah UOB Indonesia menyimak pemaparan dari narasumber. (Foto: Ali Masduki/JatimNow.com)
Emil Dardak menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah dan pelaku usaha dalam memajukan perekonomian Jawa Timur. Ia mengibaratkan sinergi ini seperti sebuah orkestra, di mana setiap elemen harus memainkan perannya masing-masing secara harmonis.
"Kehidupan masyarakat dan roda perekonomian berjalan dengan baik jika ada sinergi. Seperti tarian dua orang, tidak bisa hanya satu pihak yang optimistis. Kita perlu saling percaya dan bergerak bersama," tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, Emil Dardak juga menyinggung mengenai tantangan yang dihadapi industri tembakau di Jawa Timur terkait dengan kebijakan cukai. Ia mengakui bahwa kenaikan cukai dapat memicu peredaran rokok ilegal, yang merugikan pelaku usaha lokal dan negara.
"Industri tembakau merupakan salah satu industri besar di Jawa Timur. Namun, saat ini mengalami tantangan karena cukai yang terus dinaikkan. Hal ini berpotensi memicu masuknya rokok ilegal dari luar negeri," jelasnya.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Pemprov Jatim mendukung adanya kebijakan cukai yang lebih proporsional bagi UMKM tembakau, yaitu melalui penerapan cukai kelas III.
"Kami mendukung adanya kelas cukai khusus bagi UMKM, yang dikenal sebagai cukai kelas III. Dengan struktur cukai yang lebih proporsional, diharapkan pelaku usaha kecil dapat bertahan dan industri tembakau tetap memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Jawa Timur," kata Emil Dardak.
Orang nomor dua di Jatim ini juga menegaskan komitmen Pemprov Jatim dalam memberantas peredaran rokok ilegal. Namun, ia menggaris bawahi bahwa penanganan rokok ilegal harus dilakukan secara hati-hati, dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap petani tembakau.
"Kami tidak ingin petani tembakau terdampak negatif akibat penindakan rokok ilegal. Fokus kami adalah melindungi mereka dari peredaran rokok ilegal yang masuk dari luar negeri," tegasnya.
ASEAN Economist UOB, Enrico Tanuwidjaja, Senior Economist Institute for Development of Economics and Finance - INDEF, Aviliani, Head of Wealth Advisory, Business Performance & Training UOB Indonesia, Emillya Soesanto, dan Chief Investment Officer PT UOB Asset Management Indonesia, Albert Budiman. (Foto: Ali Masduki/JatimNow.com)
Sementara itu, Head of Wealth Advisory, Business Performance & Training UOB Indonesia, Emillya Soesanto, menambahkan bahwa "Privilege Conversation: Mid-Year Market Outlook 2025" fokus memberikan informasi investasi yang akurat dan terpercaya kepada para nasabahnya.
Acara ini bertujuan membantu nasabah dalam mengambil keputusan finansial yang lebih tepat di tengah dinamika pasar yang terus berubah. Untuk mencapai tujuan tersebut, informasi yang kredibel menjadi kunci utama di era information overload.
"Ekspektasi kami adalah memberikan informasi yang tepat kepada nasabah, dengan menghadirkan pembicara-pembicara yang kredibel di bidangnya," ujar Emillya.
Emillya juga mengingatkan bahwa strategi investasi tidak seharusnya terpaku pada periode tertentu, melainkan harus adaptif terhadap perubahan pasar dan kebijakan ekonomi. Ia mencontohkan penurunan suku bunga Bank Indonesia yang terjadi di luar ekspektasi sebagai salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan investor.
"Pasar terus bergerak dinamis, termasuk juga kebijakan-kebijakan yang sekarang ada. Ini adalah momentum yang tepat untuk memberikan informasi kepada nasabah dan membantu mereka mengambil keputusan investasi yang tepat, tidak hanya untuk tahun ini, tetapi juga tahun 2026," pungkasnya.
ASEAN Economist UOB, Enrico Tanuwidjaja, memaparkan kondisi ekonomi global.(Foto: Ali Masduki/JatimNow.com)
Acara ini merupakan bagian dari komitmen UOB Indonesia untuk memberikan layanan terbaik dan edukasi yang relevan kepada nasabah dalam mencapai tujuan finansial mereka.
"Privilege Conversation: Mid-Year Market Outlook 2025" diharapkan menjadi momentum positif bagi pelaku usaha di Jawa Timur. Sinergi yang solid antara pemerintah dan sektor swasta diyakini mampu mengakselerasi pertumbuhan ekonomi daerah di tengah ketidakpastian global.