Malang Autism Center Resmikan Klinik Patria untuk Disabilitas
Peristiwa 11 jam yang lalujatimnow.com - Malang Autism Center (MAC), dengan dukungan dari program CSR PT United Tractors Pandu Engineering (UTPE), telah meresmikan Klinik Fisioterapi Patria. Langkah ini bertujuan untuk memperluas layanan kesehatan inklusif bagi penyandang disabilitas di Kabupaten Malang.
Peresmian klinik yang terletak di Jalan Manggar No. 08, Sengkaling, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, dilaksanakan pada hari Kamis, 30 Oktober 2025.
Klinik ini menjadi fasilitas terapi dan rehabilitasi pertama di Malang Raya yang dirancang inklusif, baik untuk penyandang disabilitas maupun masyarakat umum.
Presiden Direktur PT UTPE, Etot Listyono, menjelaskan bahwa dukungan terhadap Klinik Patria merupakan bagian dari pilar Diversity, Equity, and Inclusivity (DEI) dalam program CSR perusahaan.
"Kami memberikan dukungan berupa fasilitas fisioterapi lengkap, mulai dari alat bantu terapi motorik, kursi roda, treadmill, hingga sarana pendukung lain untuk mendukung proses pemulihan anak-anak disabilitas," ujar Etot Listyono.
Ia menambahkan bahwa dunia industri memiliki tanggung jawab sosial untuk memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, selain berperan dalam membangun ekonomi.

Founder sekaligus CEO Malang Autism Center, Mohammad Cahyadi, menegaskan komitmen untuk memperluas akses layanan kesehatan yang adil dan terjangkau.
"Kami ingin memastikan setiap individu, tanpa memandang keterbatasannya, memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan layanan kesehatan yang layak dan profesional," kata Cahyadi.
Klinik Patria berdiri di atas lahan seluas 296 meter persegi, memiliki 13 ruang terapi, dan dikelola oleh lima tenaga kesehatan profesional, termasuk seorang fisioterapis bersertifikat. Klinik ini mampu melayani hingga 24 anak per hari, dengan sistem pendaftaran digital melalui situs malangautismcenter.com untuk menghindari antrean panjang.
Biaya terapi ditetapkan sebesar Rp35.000 per sesi untuk anak disabilitas dari keluarga kurang mampu dengan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM), dan Rp80.000 per sesi untuk masyarakat umum. Tarif ini jauh lebih rendah dibandingkan klinik swasta yang rata-rata mengenakan biaya Rp150.000 per sesi.
"Kami ingin memastikan anak-anak disabilitas, terutama dari keluarga prasejahtera, tetap mendapatkan terapi berkualitas tanpa terbebani biaya tinggi," tambah Cahyadi.
Selain fisioterapi, Klinik Patria juga menyediakan terapi okupasi, terapi wicara, dan konsultasi psikologis untuk meningkatkan kemandirian dan perkembangan anak berkebutuhan khusus.
Menurut data Kementerian Kesehatan RI (2024), sekitar 3,3% penduduk Indonesia atau lebih dari 8 juta orang hidup dengan disabilitas, dan sebagian besar belum memiliki akses memadai terhadap layanan rehabilitasi.
Di Jawa Timur, Badan Pusat Statistik (BPS) (2023) mencatat terdapat lebih dari 320.000 penyandang disabilitas, sebagian besar tinggal di wilayah pedesaan dengan keterbatasan akses terapi.

Sekretaris Daerah Kabupaten Malang, Budiar Anwar, mengapresiasi langkah kolaboratif ini sebagai wujud nyata perhatian terhadap isu inklusi dan pemerataan layanan publik.
"Penyandang disabilitas bukanlah mereka yang kurang kemampuan, melainkan individu dengan potensi besar yang seringkali terhalang oleh kurangnya akses dan kesempatan," ujarnya.
"Klinik ini menjadi simbol keadilan sosial dan langkah nyata menuju masyarakat Malang yang lebih inklusif," tambahnya.
Sri Wahyuni (37), seorang ibu dari anak dengan spektrum autisme, menyambut kehadiran Klinik Patria dengan antusias.
"Selama ini kami harus ke Surabaya untuk terapi anak saya. Sekarang ada fasilitas seperti ini di Malang, tentu sangat membantu, baik secara waktu maupun biaya," tutur Sri.
Klinik Fisioterapi Patria diharapkan menjadi tonggak penting dalam menciptakan masyarakat yang inklusif dan berkeadilan, serta memberikan kesempatan yang sama bagi semua individu untuk hidup sehat dan bermartabat.