jatimnow.com- Khawatir dengan kondisi Tuberculosis (TBC) yang membahayakan masyarakat, hingga membuat Indonesia menjadi peringkat kedua dunia setelah India. Polresta Kediri memberikan edukasi kepada anggotanya terkait pentingnya mencegah penyakit TBC.
Hal ini dilakukan kepolisian dalam rangka memperingati hari TBC sedunia yang jatuh pada 24 Maret 2018. Bertempat di aula Mapolresta Kediri, ratusan anggota polri bersama bhayagkari menerima edukasi bahaya, pencegahan dan pengobatan TBC
Kapolresta Kediri, AKBP Anthon Haryadi saat ditemui awak media mengaku sangat memberi perhatian kepada TBC, karena selain TBC masih menjangkiti sebagian besar warga Indonesia, dirinya sebagai pengayom dan pelindung masyarakat merasa ikut bertanggung jawab memberikan edukasi kepada anggota polisi lainnya.
Baca juga: Fakta-fakta Oknum Polisi di Kediri Digerebek saat Pesta Sabu
Tujuannya adalah supaya nantinya dapat membantu dan memberi edukasi kepada warga dalam menangani bahaya, cara mengobati dan mendeteksi TBC.
"Saya merasa juga harus bertanggung jawab untuk ikut membantu mencegah TBC, karena Indonesia saat ini menempati peringkat kedua setelah India, untuk penderita TBC se dunia," ucap Anthon. Jumat,(23/3/2018).
Tak hanya itu, Anthon berharap ke depannya seluruh anggota polisi di Kota Kediri dapat menjadi agen untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terkait TBC.
Mengingat TBC merupakan salah satu penyakit yang berbahaya yang dapat merenggut nyawa serta menular.
"Kenapa polisi, karena saya ingin anggota saya menjadi agen dalam memberikan edukasi terkait bahaya TBC, karena saat ini masih banyak masyarakat yang menganggap remeh mengenai TBC," tegas Anthon.
Baca juga: Donatur Penyebab Keracunan Massal di Kediri Sudah Lama Jual Snack Kedaluarsa
Senada dengan Anthon, dokter spesialis paru, Miko Tongku dari Rs Bhyangkara Kota Kediri yang menjadi pemarteri saat itu sangat mengapresiasi usaha yang dilakukan polisi menggelar acara edukasi bahaya TBC kepada anggota polisi dan bhayangkari.
"Saya sangat senang, Polisi sampai ikut memberikan edukasi bahaya TBC kepada masyarakat dan anggotanya, sehingga dapat membantu memberikan penenraangan bahaya TBC," ucap Miko.
Menurut Miko, saat ini di Kediri setiap harinya selalu ada pasien TBC yang memeriksakan diri. Namun karena pengobatan TBC membutuhkan waktu lama dan pasien pengidap TBC enggan untuk melakukan pengobatan, membuat TBC semakin mudah menular dan dilawan.
"Tbc ini kan pengobatannya lama, apalagi setiap hari selalu saja ada 2-5 pasien yang memeriksakan diri. Ini membuat pasien malas meneruskan pengobatan, sehingga membuat TBC sukar untuk disembuhkan dan menular," pungkas Miko.
Baca juga: Gudang Donatur Makanan yang Bikin 155 Jamaah Selawat di Kediri Keracunan Disegel
Reporter: Fahrizal Tito
Editor: Arif Ardianto