jatimnow.com - Karya 24 mahasiswa Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi) dalam merakit mobil listrik Gajah Oling KM. 13. patut diapresiasi.
Mobil ramah lingkungan yang dirakit dalam waktu 5 bulan tersebut mampu menjadi juara dalam ajang Kompetisi Mobil Listrik Indonesia (KMLI) 2018.
Kejuaraan yang diselenggarakan setiap tahun oleh Politeknik Negeri Bandung (Polban) di bulan November tersebut, Gajah Oling KM. 13 mampu meraih juara 1.
Baca juga: 5 Fakta Bocah 7 Tahun di Banyuwangi Ditemukan Tewas, Diduga Diperkosa
"Alhamdulillah kemarin kami menyabet juara 1 di ajang KMLI Polban 2018. Setelah menyelesaikan 10 lap dengan panjang sirkuit 1 kilometer," kata Ketua Devisi Elektrikal UKM Mobil Listrik, Ferly Joi Setiawan, Selasa (8/1/2019).
Joi panggilan akrabnya menceritakan, dalam pembuatan mobil listrik Gajah Oling KM. 13 tersebut dibantu oleh dosen pembimbing UKM Mobil Listrik, Galang Sandi Prayogo.
"Mulai desain hingga merangkai kami lakukan bersama-sama," ujarnya.
Berkat kerja tim dan arahan dari dosen pembimbing itu, kata dia, dalam kurun waktu 5 bulan dapat menciptakan mobil listrik yang ramah lingkungan pertama di Banyuwangi.
Dari desainnya, mobil ini dirancang khusus untuk dilintasan balap dengan daya dorongnya memakai 4 baterai aki 12 volt. Mobil ini mampu melaju dengan kecepatan antara 40-50 km/jam.
Baca juga: ASMOPSS ke-14 Digelar di Banyuwangi, Diikuti 136 Peserta
"Dari 4 baterai aki yang masing-masing 12 volt yang kita rangkai seri menghasilkan tegangan hingga 50,4 volt. Dengan masa pengisian 5 sampai 6 jam," ujarnya.
Dosen Pembimbing UKM Mobil Listrik Poliwangi, Galang Sandi Prayogo mengatakan, dengan keberhasilan tersebut mobil listrik Gajah Oling KM. 13 menjadi ikon baru di kampus negeri pertama di Bumi Blambangan ini.
"Selain itu hal ini wujud dari mahasiswa sebagai agen perubahan yang mendukung program pemerintah dalam mengembangkan mobil listrik. Sisi akademiknya membuat mahasiswa dapat mengekpresikan diri mereka," kata Galang.
Kedepannya, produk mobil listrik pertama yang dibuat oleh mahasiswa Poliwangi itu, akan terus dikembangkan. Namun, tetap mempertahankan karya yang sudah dihasilkan ini.
Baca juga: Bazar Kuliner Kampoeng Cungking Banyuwangi Angkat Hidangan Tradisional
Misalnya, kata dia, bisa disempurnakan dari sisi desain, bodi, hingga rangka mesinnya.
"Mobil ini sebagian komponennya impor sebagian lokal, 50:50 lah," jelasnya.