jatimnow.com - Lahan sempit di tengah kota bukan berarti halangan untuk bertani. Itulah konsep yang dilakukan Dedy Setiawan (35). Warga Kelurahan Mangkujayan, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo tersebut mampu menanam melon jenis golden apollo dengan keuntungan berlimpah.
Penasaran seperti apa cara bertaninya di lahan yang sempit? Berikut liputannya
Di lahan sempit belakang rumahnya, Dedy terlihat merawat tanaman melonnya. Sekali-kali Dedy memanen melon yang telah siap panen.
Baca juga: Pj Wali Kota Probolinggo Bakal Kembangkan Melon Hidroponik di Lahan Aset Pemkot
"Saya memulainya dua tahun lalu," kata Dedy membuka percakapan dengan jatimnow.com, Sabtu (16/2/2019).
Di belakang rumahnya, diubah menjadi lahan pertanian buah melon jenis golden apollo dengan sistem hidroponik. Bahkan tanaman melon ini bisa dipanen dalam waktu 60-65 hari.
Dedy mengaku cara menanam dirinya berbeda dengan petani di sawah pada umumnya. Ia harus membuat lahan green house atau rumah kaca.
"Biar terhindar dari serangga dan hama. Termasuk terhindar dari hujan maupun sinar matahari," jelasnya.
Baca juga: Pasutri di Lamongan Sukses Usaha Hidroponik Sayur Mayur, Simak Kiat-kiatnya!
Selain menghemat lahan, sistem hidroponik juga menghemat air maupun pestisida tanaman. Karena setiap tanaman ditaruh di didalam polyback.
"Masing-masing tanaman diberi selang kecil untuk menyalurkan air maupun nutrisi," ujarnya.
Ia mengaku, sengaja menanam melon jenis golden apollo karena harga jualnya tinggi dan mampu menembus pasar kelas premium. Harga melon golden apollo berada di kisaran Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu per kilogramnya.
"Lahan saya 700 meter. Sekali panen bisa 6.5 sampai 7 ton. Tiap sebulan sekali," kata Dedy.
Baca juga: 3 Jurus Jitu, Melon Hidroponik, Kalahkan Arema FC
Winingsih, salah satu pengunjung mengaku cukup takjub dengan sistem penanaman melon yang dilakukan oleh Dedy secara hidroponik.
"Beda cara tanamnya. Beda pula hasilnya. Melonnnya juga segar," katanya.