jatimnow.com – Keluarga Heru Setiawan menampung orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang terlantar, di rumahnya di Desa Paringan, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo.
Bahkan ODGJ yang terlantar tersebut tidak hanya ditampung oleh keluarga Heru Setiawan, namun juga dirawat, diberikan terapi hingga sembuh.
Bagaimana kehidupan ODGJ yang ditampung dalam satu rumah? Berikut liputannya
Baca juga: Geger Pria Misterius Terkapar Muntah Darah Depan Pertokoan Lamongan
Di rumah sederhana yang terletak di Desa Paringan, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, terdapat puluhan ODGJ. Mereka tidak hanya berasal dari Ponorogo saja, ada yang berasal dari Magetan, Ngawi hingga Cilacap.
Puluhan ODGJ tersebut terlihat saling bercanda satu sama lain di halaman rumah milik keluarga Heru Setiawan.
"Ya tiap hari gini. Mereka pagi setelah sarapan mainan di halaman rumah," kata Heru Setiawan membuka percakapan dengan jatimnow.com, Jumat (22/2/2019) pagi.
Perangkat Desa tersebut mengaku sudah menampung ODGJ di rumahnya sejak 1991. Dari situ sampai saat ini, Heru mengatakan telah menyembuhkan dan memulangkan sedikitnya 180 ODGJ.
"Kalau sampai sekarang ada 180 penderita ODGJ yang sudah kami pulangkan dengan kondisi sembuh," jelas pria lulusan SMA ini.
Heru mengungkapkan jika dirinya bukanlah seorang dokter. Tetapi rasa keprihatinan yang mendorong dirinya merawat ODGJ yang ditelantarkan oleh keluarganya tersebut.
Ia mengatakan banyak ODGJ yang diperlukan tidak seperti manusia, bahkan dari keluarganya sendiri.
"Dari situ hati ini tergerak. Saya ijin pada keluarga termasuk istri. Dan Alhamdulilah disetujui," jelasnya.
Baca juga: 5 ODGJ di Jember Dinyatakan Sembuh Bisa Nyoblos saat Pilkada 2024
Untuk menyembuhkan penderita ODGJ tidak mudah. Apalagi dirinya dan istrinya tidak mempunyai ilmu kedokteran. Ia mengaku jika selama ini hanya mengandalkan naluri.
"Saya anggap mereka keluarga saya. Saya beri kasih sayang. Dan juga mengajarkan mereka hidup mandiri," jelasnya.
Hidup mandiri yang dimaksud, seperti mulai mandi sendiri, mencuci dan membersihkan rumah. Termasuk cara berinteraksi dengan orang lain.
Lamini, istri Heru Setiawan mengatakan saat pertama kali suaminya meminta ijin merawat ODGJ tidak pernah terbersit untuk melarangnya. Walaupun terkadang di benaknya kegiatan tersebut pasti ada resikonya.
"Tiap hari pasti ada aja yang melakukan kekerasan. Tapi itu pelecut bagi kami," kata Lamini.
Diakuinya, pihaknya merasa senang dan paling suka jika ada pasien yang sembuh, walaupun tidak 100 persen. Setidaknya para ODGJ yang dirawat bisa mengurusi dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain.
Baca juga: ODGJ di Tulungagung Mengamuk Sabet 2 Polisi
"Berbicara duka, hampir tidak ada. Disini kami memanusiakan manusia," tambahnya.
Salah satu penderita ODGJ, Sarti mengaku jika dirinya mampu mandiri dengan bisa melakukan perbuatan layaknya orang normal lainnya. Kegiatan tersebut seperti menyapu, mencuci baju dan mengepel.
"Saya kerasan kok disini. Enak ada temannya," kata Sarti.