jatimnow.com - Sebanyak 149 dari 750-an pekerja kontruksi di Ponorogo berhasil memiliki sertifikat keahlian. 149 pekerja kontruksi itu dengan rincian 40 orang mekanik eskavator, 10 orang mekanik buldoser dan sisanya adalah operator dump truck.
"Kita sudah lebih unggul daripada daerah lain. Kemarin kita sudah melaksanakan uji kompetensi bekerjasama dengan Direktorat Pekerjaan Umum. Sudah ada 149 pekerja di Ponorogo memiliki sertifikat keahlian," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU), Jamus Kunto Purnomo, Minggu (24/2/2019).
Jamus mengaku, uji kompetensi atau sertifikasi keahlian itu dilaksanakan di Kantor DPU di Jalan Gajah Mada, Ponorogo beberapa waktu lalu.
Baca juga: Jalan Ambrol di Jalan Bandung Kota Malang, Apa Penyebabnya?
Pelaksanakaan uji kompetensi itu dilaksanakan karena sertifikat keahlian sudah dianggap wajib. Dengan adanya Undang-Undang (UU) Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi yang mewajibkan setiap pekerja konstruksi yang bekerja di wilayah Indonesia memiliki sertifikat keahlian. Mereka yang tak punya sertifikat berpotensi terancam sanksi tidak bisa bekerja.
"Dengan begini, 149 pekerja di Ponorogo tidak terancam sanksi tidak bekerja. Sertifikat kompetensi menjamin mutu, kualitas, kompetensi dan lain-lain," jelas Jamus.
Ia menambahkan, terkait pelaksanaan uji kompetensi untuk mekanik alat berat, merupakah salah satu bagian dari target Presiden Jokowi dan Kementerian Pekerjaan Umum.
Baca juga: Dinas PUTR Gresik Tanam 2,2 Juta Pohon di Waduk Bunder
"Untuk yang tenaga tukang sudah dikerjakan beberapa tahun lalu. Untuk uji kompetensi mekanik alat berat baru di Ponorogo yang melaksanakan seluruh Indonesia," bebernya.
Menurutnya, kegiatan tersebut dilakukan agar operator alat berat bisa bersertifikat. Dan ternyata, animo operator bego, gilis, dump truk ternyata luar biasa.
"Sangat banyak yang daftar. Jujur sempat ragu karena kita kekurangan anggaran," sambungnya.
Baca juga: Info Lur, Jembatan Glendeng Tuban Ditutup Total Mulai Besok
Karena itu, Jamus meminta bantuan ke pusat dan disetujui.
"Karena yang baru bersertifikat hanya 23 persen di Indonesia, lalu kita yang semula 40 orang sekarang 135, lalu hari kedua ada 14, jadi total 149 orang," tandasnya.