jatimnow.com - Tim Kampanye Daerah (TKD) Jawa Timur untuk Jokowi-KH Ma'ruf Amin mengunjungi pulau Madura pasca pembakaran alat peraga kampanye calon presiden Joko Widodo yang viral di media sosial (medsos).
Konsolidasi dilakukan untuk mengamankan suara duet nomor urut 01 tersebut yang diklaim terus membesar di Madura.
"Ya dua hari ini kita konsolidasi di Madura. Di Pamekasan hari ini, besok lanjut ke Sumenep. Kita pastikan tim tidak terpengaruh dengan aksi-aksi anarkis pendukung kubu sebelah yang sampai membakar APK Pak Jokowi. Jangan gentar sedikit pun, tapi jangan membalas dengan kekerasan serupa. Fokus jaga dan besarkan suara Pak Jokowi-Kiai Ma'ruf," ujar Ketua TKD Jatim Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin, Jumat (1/3/2019).
Baca juga: TKD Tak Rekom Emil Dampingi Khofifah di Pilgub Jatim 2024, Tapi...
Turut hadir Sekretaris TKD Jatim Otman Ralibi dan sejumlah jajaran tim pemenangan.
"Kami dua hari ini konsentrasi di Sumenep dan Pamekasan setelah Bangkalan dan Sampang. Insya Allah ada migrasi besar-besaran dari pemilih Pak Prabowo ke Pak Jokowi. Insya Allah Madura bukan lagi kandang utama Pak Prabowo," imbuh mantan Kapolda Jatim tersebut.
TKD Jatim hari ini mengunjungi Ponpes Bustanul Ulum Pamekasan. Di salah satu ponpes terbesar di Pamekasan tersebut, TKD Jatim melakukan pertemuan tertutup dengan puluhan kiai setempat. Agenda berlanjut dengan bertemu ratusan tokoh nelayan di kampung nelayan, kawasan Larangan, Pamekasan.
Baca juga: Prabowo-Gibran Menang 1 Putaran, Khofifah: Cukup Doakan Saja
"Selain Bangkalan dan Sampang yang sudah sangat cerah, Pamekasan kami yakin mulai bergeser ke Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf. Memang ini dulu basisnya Pak Prabowo. Tapi kami sudah dekati simpul-simpul kuncinya. Suara di bawah kencang ke Pak Jokowi kok, hanya saja memang masih ada ketakutan untuk bersuara. Sehingga simpul-simpul kuncinya ini kami dekati. Begitu simpul tokohnya berbalik arah, gelombang di bawah tidak akan bisa ditahan," papar Machfud.
Madura memang selama ini menjadi basis utama Prabowo. Jokowi kalah signifikan di 4 kabupaten di Madura pada Pilpres 2014 lalu. Saat itu Prabowo rata-rata menang sekitar 70 persen.
"Sekarang situasi sudah berubah. Sudah berbalik ke Pak Jokowi. Makanya kemarin ada ketakutan dari kubu sebelah, sampai akhirnya mencoba memprovokasi dengan bakar-bakar APK. Tapi saya sudah instruksikan ke semua level tim pemenangan agar tidak terpancing membalas. Biarkan. Aksi anarkis kubu sebelah justru merugikan Pak Prabowo sendiri secara electoral," pungkas Machfud.
Baca juga: Rekapitulasi Pilpres 2024 Rampung, Khofifah Ajak Warga Jatim Lakukan Ini