jatimnow.com – Kepergian 16 Kepala Keluarga (KK) warga Desa Watubonang, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo yang pergi mendadak ke Malang karena ada doktrin kiamat juga diikuti oleh anak-anaknya.
Rupanya ada 10 siswa SD dari 52 warga Desa Watubonang, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo yang ikut hijrah ke Malang dan membuat mereka absen tidak masuk sekolah.
"Ya ada 10 siswa yang absen di sekolah kami. Mereka mendadak hilang. Ya karena memang mengikuti orang tuanya ke Malang," kata Taman, salah satu guru SDN 2 Watubonang, kepada jatimnow.com, Kamis (14/3/2019).
Baca juga: Video: Warga Terdoktrin Kiamat Nyoblos Pemilu di Ponorogo
Menurutnya, ke 10 siswa tersebut tidak pamit secara resmi ke sekolah. Mereka juga tidak mengurus kepindahan ke sekolah lain.
"Tidak pamit, tidak minta pindah sekolah juga. Menghilang begitu saja,” terang wali kelas 6 ini.
Bahkan, dari 10 siswa tersebut terdapat 3 siswa yang terancam tidak dapat mengikuti ujian nasional. Karena ketiga siswa tersebut merupakan siswa kelas 6 SD.
Baca juga: Nyoblos Pemilu, Warga Ponorogo yang Terdoktrin Kiamat Pulang Kampung
"Ya sangat kami sayangkan. Apalagi mendekati ujian seperti ini," ujarnya.
Ia menjelaskan ke 3 siswa kelas 6 SD yang hijrah ke Malang tetap bisa mengikuti ujian. Dengan syarat mereka kembali ke Desa Watubonang, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo dalam waktu dekat.
Sebelumnya, kepergian 52 warga tersebut dibenarkan oleh Perangkat Desa Watubonang, Sogi. Selama kurang lebih sebulan ada 16 kepala keluarga (KK) yang pindah. Dari 16 KK tersebut, 2 KK dari Dusun Gulun dan 14 KK dari Dusun Krajan.
Baca juga: Pemkab Jemput 60 Warga Ponorogo Eksodus ke Malang, Ini Hasilnya
"Ada 52 warga, 23 perempuan dan 29 laki-laki. Sembilan diantaranya anak-anak yang tidak tahu apa-apa," terang Sogi kepada jatimnow.com, Rabu (13/3).