jatimnow.com - Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni menggandeng semua pihak untuk menangani warganya yang disebut eksodus ke Malang karena diduga terdoktrin kiamat.
Bupati Ipong melakukan koordinasi dengan Pemprov Jatim serta Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat untuk melakukan penelusuran bersama-sama di lapangan.
"Saya sudah melakukan koordinasi, semoga persoalan ini menjadi terang," kata Bupati Ipong, Jumat (15/3/2019).
Baca juga: Video: Warga Terdoktrin Kiamat Nyoblos Pemilu di Ponorogo
Koordinasi itu, lanjut Bupati Ipong, bertujuan untuk identifikasi agar diketahui ajaran apakah yang dianut warga Ponorogo yang eksodus ke Malang itu sesat atau tidak. Sehingga langkah-langkah lanjutan segera bisa ditempuh Pemkab Ponorogo.
Baca juga:
Baca juga: Nyoblos Pemilu, Warga Ponorogo yang Terdoktrin Kiamat Pulang Kampung
- Gubernur Khofifah Minta Kemenag Datangi 'Kampung Kiamat' di Ponorogo
- Polisi Cari Keberadaan Penyebar Doktrin Kiamat
"Kalau misalnya ajaran tersebut terbukti sesat, kita tinggal menarik warga kami kembali ke asal," tegasnya.
Sebelumnya, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa juga sudah meminta agar Kemenag Jatim maupun Ponorogo melakukan penulusuran dan penggalian data dan fakta di 'kampung kiamat' di Ponorogo.
Baca juga: Pemkab Jemput 60 Warga Ponorogo Eksodus ke Malang, Ini Hasilnya
Sebab, dalam satu bulan terakhir, sebanyak 16 kepala keluarga (KK) atau 52 orang asal dari Dusun Gulun dan Dusun Krajan, Desa Watubonang, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo disebut eksodus ke Kecamatan Kasembon, Malang.
Angka warga Ponorogo yang disebut eksodus ke Malang bertambah menjadi 60 warga setelah 8 warga Desa Semanding, Kecamatan Kauman dan Desa Tatung, Kecamatan Balong, Ponorogo juga disebut eksodus ke Malang.