jatimnow.com - Retaknya jalur Ponorogo-Pacitan tepatnya di Dusun Bukul, Desa Wates, Kecamatan Slahung,Kabupaten Ponorogo semakin parah. Retakannya sudah sepanjang 350 meter dengan jalan ambles tiap hari turun 1 centimeter.
Polisi melakukan rekayasa lalu lintas untuk menghindari kecelakaan akibat jalan retak dan ambles ini.
"Selain buka tutup, kita lakukan tindakan rekayasa lain," kata Kasat Lantas Polres Ponorogo, AKP Bambang Prakoso, Kamis (4/4/2019).
Baca juga: Perbaikan Jalan Bandung yang Ambles di Kota Malang Usai, Kendaraan Bisa Lewat
AKP Bambang menjelaskan, rekayasa yang dimaksud yakni, kendaraan roda empat ke atas dilarang melintas.Jika dari Ponorogo, truk bisa melintasi bundaran tambakbayan ke barat ke Purwantoro keluar ke Arjosari.
"Sebaliknya dari Pacitan juga melintasi Arjosari melalui Purwantoro. Dan kembali ke tambakbayan Ponorogo," beber AKP Bambang.
Kepala Dinas Perhubungan(Dishub) Ponorogo, Djunaedi mengatakan, sudah ada kesepakatan terkait pengalihan arus kendaraan di kilometer 227 Jalan Raya Ponorogo-Pacitan di Wates, Slahung.
Baca juga: Jalan Ambrol di Jalan Bandung Kota Malang, Apa Penyebabnya?
Hasil kajian tersebut sudah disampaikan Dishub setempat ke Pemprov Jatim. Sayangnya, tidak banyak alternatif ruas penghubung Ponorogo-Pacitan yang tersedia. Khususnya untuk kendaraan bertonase berat.
"Hasil koordinasi semua pemangku kepentingan, memang perlu adanya pengalihan arus," ujarnya.
Hasil koordinasi, lanjut ia, kendaraan yang bertonase antara sepuluh hingga 18 ton dilarang melintas. Arus dialihkan melalui Purwantoro, Wonogiri, menuju Bandar, Pacitan.
Baca juga: Jalur Ponorogo-Pacitan Ambles Kian Parah, Tersisa Seperempat Lebar Jalan
Djunaedi menyebut, hanya ruas tersebut yang mampu dilalui kendaraan bertonase berat.
"Di Ponorogo, tidak banyak ruas alternatif yang kapasitasnya mampu dilalui kendaraan berat," ujarnya.
Satu ruas alternatif lain yang tersedia yakni melalui Ngrayun. Namun, ruas tersebut juga tidak mampu mengakomodir kendaraan bertonase berat. Jalannya cukup sempit dan curam.