jatimnow.com - Seorang siswi kelas XII di salah satu Sekolah Menengah Kejuruhan (SMK) di kawasan Surabaya Timur menjadi korban pencabulan dari salah satu oknum guru yang mengajar. Korban mendapatkan perlakuan tidak senonoh dari oknum guru berinisial BM, Kamis (5/4/2019).
Korban menceritakan, saat itu dirinya dan dua temannya tengah duduk di depan kelasnya sembari menunggu ujian dimulai. Tidak lama, BM tiba-tiba keluar dari ruangan tersebut dan mengajak korban untuk memasang banner di ruang Mangga V yang tidak terpasang CCTV. Korban bersama BM lantas turun dan mengambil banner dan peralatan yang dimaksud di ruangan K3 lantai 1.
"Saya biasanya menolak dimintai tolong. Tapi waktu itu entah kenapa saya nurut," kata korban yang ditemui usai mengikuti ujian nasional berbasis komputer (UNBK), Sabtu (6/4/2019).
Baca juga: Housekeeping Cabuli Siswi SMK di Bangkalan, Baru 5 Bulan Kenalan Lewat Medsos
Selanjutnya, korban dan BM menuju ruang Mangga V untuk memasang banner itu. Sesampai di ruangan tersebut, BM mengucapkan rayuan kepada korban yang intinya sangat terpesona melihat tubuh korban.
"Saya tertarik dengan bodimu," kata korban menirukan ucapan BM.
Tidak berhenti disitu, BM terus mengeluarkan ucapan-ucapan tidak patut kepada korban. Bahkan, BM juga meminta kepada korban untuk berkenan dimiliki.
"Dia bilang kalau saya jangan anggap dia seperti gurunya. Dia juga perlihatkan saya video porno dan mengajak saya melihat adegan di dalamnya," ujarnya.
Di saat itu, oknum guru tersebut juga memegang alat kelaminnya di hadapan korban.
"Karena saya tidak merespon sedikitpun, dia kemudian semakin mendekati saya dan berusaha memegang payudara saya sembari menciumi pipi saya dan mengucapkan kamu tidak ingin memberi kenang-kenangan ta," katanya.
Baca juga: Pencabulan Siswi SMK di Surabaya, Polisi: Terduga Pelaku akan Diperiksa
Beruntung, handphone korban berbunyi setelah mendapat telpon dari temannya di luar ruang. Mendapat kesempatan itu, korban dengan cepat menangkis pelukan BM lantas melarikan diri keluar ruangan. Korban yang pulang langsung menceritakan perlakuan onkum guru itu ke orang tuanya.
"Jujur saya emosi dengar kabar itu, apalagi anak saya baru cerita jam sepuluh malam," kata Sukadi bapak korban.
Keesokan harinya, bapak korban yang geram didampingi teman dan anak sulungnya mendatangi sekolah anaknya untuk meminta klarifikasi kepada BM. Namun, bukannya penjelasan yang didapat, Sukadi dijanjikan ditemui kepala sekolah dan yang bersangkutan, Senin (8/4) depan.
Disinggung terkait pengambilan jalur hukum, Sukadi mengaku masih ingin membicarakan masalah tersebut secara internal. Rencananya jika nanti tidak mendapat titik temu, Sukadi akan melaporkan peristiwa itu ke pihak berwajib.
"Lihat Senin nanti, kalau sekarang saya masih belum ingin lapor polisi. Saya hanya menuntut guru itu dipecat," ujarnya.
Baca juga: Ditinggal Istri Jadi TKW, Pria di Blitar Hamili Pelajar
Saat dikonfirmasi, Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Surabaya, AKP Ruth Yeni mengaku syok mendengar kasus itu. Namun demikian, pihaknya belum bisa menindaklanjuti tanpa adanya pelapor. Bahkan Ruth juga memberi imbauan kepada orang tua korban untuk segera melaporkan ke pihak berwajib.
"Saya hanya mengimbau kepada wali murid, guru dan orang tua jika lokasi kejadian di sekolah, saya harap melapor. Agar jelas semua, tidak hanya menjadi perbincangan di media sosial saja. Terlepas dari itu, si korban juga bisa mendapatkan hak pemulihan fisik dan mental," kata Ruth.