jatimnow.com - Sulami, wanita yang tewas bersimpah darah di Ponorogo dikenal tertutup oleh tetangganya. Warga sekitar bahkan tidak mengetahui bagaimana kehidupan sehari-hari korban.
"Orangnya tertutup. Tidak pernah gaul dengan tetangga sekitar," terang ketua RT di Desa Wringinanom, Kecamatan Sambit, Kabupaten Ponorogo, Marsono, Rabu (10/4/2019).
Marsono juga menyebut bahwa Sulami jarang mengikuti kegiatan warga, baik arisan maupun pengajian. Begitu juga dengan ibu Sulami, Boyati yang juga jarang bergaul dengan tetangga.
Baca juga: Pembunuh Wanita Penjual Minuman di Wage Taman Sidoarjo Ditangkap
"Paling kalau di sini (Desa Wringinanom) keduanya ikut pengajian atau arisan hanya setahun sekali. Selebihnya ya cuma di rumahnya saja," terangnya.
Malam saat peristiwa terjadi, lanjut Marsono, beberapa warga mendengar teriakan minta tolong namun tidak berani mendekat.
"Ya karena orangnya tertutup itu," bebernya.
Baca juga: Polisi Beber Fakta Anak Bunuh Bapak di Jember, Sempat Kabur Temui Kiai
Selain tertutup, Sulami pernah mencoba bunuh diri sebanyak dua kali. Hal ini yang membuat warga enggan mencari tahu teriakan tersebut.
Ibu korban, Boyati masih belum bisa diajak berkomunikasi. Saak dikunungi, Boyati hanya duduk di sebelah rumahnya dengan keluarga dekatnya.
Rumah Boyati masih tertutup. Darah kering masih terlihat berceceran. Police line masih terpasang di sekitar rumah korban.
Baca juga: Anak Bacok Bapak di Jember, Kini dalam Penyelidikan Polres
Sebelumnya, Sulami (38) warga Desa Wringinanom, Kecamatan Sambit, Kabupaten Ponorogo ditemukan tewas di teras rumahnya dengan kondisi hampir telanjang dan bersimbah darah.
Di lokasi kejadian, polisi menemukan sebilah pisau yang diduga digunakan sebagai alat untuk menusuk perut korban. Serta uang berceceran di kamar rumah korban.