jatimnow.com - Untuk menjadi bintara dan perwira, seluruh siswa taruna Marinir mendapatkan pendidikan komando. Salah satu materinya yakni cara bertahan hidup (survival), baik di hutan belantara (Rimba) maupun laut.
Direktur Pendidikan dan Latihan Kodiklatal, Laksamana Pertama Deni Septiana mengatakan, materi survival ini dinilai penting bagi setiap prajurit. Bagaimana bertahan dengan kemampuan yang dimiliki dan peralatan seadanya.
"Saya lihat langsung apa yang dilakukan dengan penuh kebanggaan. Bagaimana melaksanakan sea survival termasuk jungle survival, dan termasuk juga bagaimana menangkap binatang buas," katanya saat meninjau pendidikan komando siswa dan taruna marinir di daerah latihan Komando 159 Marinir, Dusun Selogiri, Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, Senin (29/4/2019).
Baca juga: Serunya Lomba Marines Rubber Boat Race dan Obstacle Slalom Piala Danpasmar 2
Untuk materi jungle survival, kata Deni, para siswa dan taruna marinir dibekali pengetahuan menghadapi hewan buas di hutan dan memasak tanpa menggunakan alat dengan memanfaatkan alam yang dilaluinya.
Mereka juga dibekali ilmu memanfaatkan tumbuhan di hutan sebagai makanan dan minuman. Sehingga mereka dapat bertahan hidup meskipun bekal makanan dan minuman telah habis.
"Ini (sekarang, red) adalah tahap hutan. Semua para prajurit siswa melaksanakan. Ada latihan tembak lorong, tembak reaksi, latihan menangkap hewan liar," jelasnya.
Dalam pendidikan komando ini, terdapat 193 personel. Terdiri dari 19 taruna dan 174 siswa-siswa bintara Dikmaba 37 dan 38. Menurutnya, pendidikan ini harus dijalani semua prajurit marinir.
Baca juga: Hari Jadi ke-21, Pasmar 2 Gelar Perlombaan Dayung di Mojokerto
Mulai tahap dasar komando hingga ke tahap lintas medan, yakni jalan kaki dari Banyuwangi hingga Surabaya.
"Untuk para prajurit siswa Dikmaba akan dilantik menjadi bintara Marinir dan lulusan taruna akan menjadi perwira Marinir. Ini adalah pasukan profesional yang punya kebanggaan tinggi," tegasnya.
Deni Septiana melanjutkan, Pendidikan komando yang harus dilalui siswa dan taruna Marinir ada lima tahap. Pertama, Tahap Laut dengan materi latihan renang sejauh satu kilometer. Kedua, Tahap Dasar Komando yakni siswa harus mampu naik turun tali mountain ring.
Ketiga adalah Tahap Hutan, di tahap ini siswa komando harus mampu melaksanaan perang di hutan dalam kondisi apapun. Keempat, Tahap GLG atau Gerilya Lawan Gerilya.
Baca juga: Jenderal Gadungan Ditangkap Marinir di Surabaya
"Pada tahap ini siswa harus dibekali ilmu untuk mengamankan negara," sebutnya.
Yang kelima adalah Tahap Lintas Medan. Setiap siswa dan Taruna Marinir, kata dia, harus berjalan kaki dari Banyuwangi menuju Gunungsari, Surabaya.
"Mereka harus menempuh berbagai medan, mulai gunung, hutan dan perkampungan. Kelima tahap ini dijalani selama 77 hari sejak 17 Maret 2019 lalu," tandasnya.