jatimnow.com - Siapa kandidat wali kota Surabaya yang akan diusung PDI Surabaya masih gelap. Nama Whisnu Sakti Buana dinilai belum 100% aman mendapat tiket.
Whisnu Sakti yang sekarang Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya sekaligus Wakil Wali Kota Surabaya, elektabilitas dalam survei harusnya di atas 50%.
"Di- case pilkada paling tidak 55%, sejauh ini Pak Whisnu kan masih dikisaran 25%," kata Peneliti Senior Surabaya Survey Center (SSC), Surokim Abdussalam kepada jatimnow.com, Sabtu (11/5/2019).
Baca juga: Machfud Arifin Ikhlas dan Doakan Eri Cahyadi-Armudji
Baca Juga:
- Foto: Momen Wali Kota Risma Didampingi Eri Cahyadi
- Penerus Risma, Eri Cahyadi Disebut Wakili Kelompok Senior dan Milenial
- Wali Kota Risma Minta Eri Cahyadi untuk Melanjutkan Tugas ini
Maka, pertarungan di internal PDI Perjuangan akan sengit. Bagaimanapun kandidat PDI Perjuangan yang mendapat tiket atau rekomendasi dianggap sangat menentukan.
"Menurut saya akan sengit dan kompetitif apalagi elektabilitas Pak Whisnu juga belum diangka aman sebagai incumbent," tegas Surokim.
Surokim memetakan PDI Perjuangan menjelang Pilwali Surabaya 2020 ini terbelah tiga kekuatan. Yang pertama kelompok Tri Rismaharini, Bambang DH dan Kelompok Whinu Sakti Buana. Mereka punya pengaruh di mata Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
"Akan berebut pengaruh ke Mega, masing-masing punya plus minus. Sesungguhnya pertarungan di internal PDIP yang akan menentukan," terang dia.
Bambang DH yang saat ini dipercaya memegang posisi strategi di DPP PDI Perjuangan sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) diprediksi akan menyorongkan jagonya. Demikian pula Tri Rismaharini.
Wali kota yang memiliki kedekatan spesial dengan Megawati tentu tidak akan tinggal diam. Disebut-sebut ia menyiapkan jago dari kalangan birokrat.
Kabarnya, sejumlah birokrat disiagakan sebagai kuda hitam. Salah satunya yang meramaikan media adalah Ketua Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya, Eri Cahyadi. Pejabat yang masih muda itu dilahirkan di kalangan Nahlatul Ulama.
"Mas Eri potensial maju dari faksi Bu Risma," tandas Surokim.
Namun nama Whisnu dan jago yang disodorkan Risma dan Bambang DH dinilai masih memiliki peluang yang sama di mata Megawati untuk memutuskan nama.
"Semua masih punya peluang yang sama. Hanya saja hasil Pileg Surabaya sedikit melambungkan nama Pak Whisnu sebagai kader organik PDIP," tambah Surokim.
Namun ia menegaskan kembali jika posisi Whisnu dalam suvei SSC belum aman, karena elektabilitasnya masih rendah.
"Kan masih 25%. Kalau mau aman ya 55% biasanya incumbent itu normalnya di atas 40%," jelas Pengamat politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM) ini.
Baca juga: Kuasa Hukum MAJU Sayangkan Dana Kampanye Erji Nol Rupiah Tak Ditindak
Meski belum aman, elektabilitas Whisnu dalam suvei SSC pada Februari 2019 masih tertinggi dibanding nama-nama lain yang masuk bursa kandidat.
"Belum ada yang signifikan angkanya maksudnya. Semua masih di bawah 2% belum ada yang signifikan," ungkapnya.
Namun, mereka yang namanya masuk bursa tidak boleh kendor. Sebab dengan kerja keras dan cerdas diyakini bisa mengejar elektabilas Whisnu. Peluang masih ada.
"Masih terbuka lebar," kata Surokim.
Jika Risma menyodorkan Eri Cahyadi, lantas siapa jago Bambang DH?
"BDH punya basis kader kultural yang kuat di Surabaya, sebenarnya punya pilihan yang banyak. Namun di survei-survei belum ada yang signifikan angkanya," jawab Surokim.
Surokim melihat suara Risma akan diperhatikan oleh Megawati. Sebab tingkat kepuasan masyarakat Kota Surabaya terhadap wali kota yang merupakan kader PDI Perjuangan cukup tinggi.
"Namun jika Bu Mega memerhatikan hasil survei maka Bu Risma pengaruhnya masih tinggi terlihat dari kepuasan warga kota. Memang beliau bukan kader organik, tetapi kinerjanya diakui, jadi menurut saya masih akan didengar Bu Mega.
Baca juga: Kuasa Hukum MAJU Sebut Keterlibatan Risma Telah Terungkap dalam Sidang
Untuk memuluskan pemenangan, Surokim mengingatkan agar PDI Perjuangan memilih calon pasangan atau perpol koalisi yang tepat.
"Pilwali Surabaya akan seru, termasuk cawawalinya juga akan turut menentukan," tandas Surokim.
"Salah koalisi bisa bahaya di tengah berubahnya tren perilaku memilih warga kota," tambahnya.
Sederet nama yang melantai bursa antara lain politisi PKB Fandi Utomo, Sekretaris Kota Surabaya Hendro Gunawan, Kepala Bappeko Surabaya Eri Cahyadi.
Kemudian Wakil Bupati Trenggalek yang juga Ketua KNPI Jatim M Nur Arifin, Wakil Wali Kota yang juga Ketua PDIP Surabaya Whisnu Sakti Buana.
Serta mantan Kapolda Jatim Irjen Pol (purn) yang sekarang menjadi Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma'ruf Amin, Machfud Arifin dan yang lainnya. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan, Erna Purnawati disebut masuk dalam radar pemimpin di Surabaya