jatimnow.com - Sugiono (20), warga Dusun Krajan, Desa Dadapan, Kecamatan Kabat, Banyuwangi. Tewas terpapar gas berbau menyengat dalam sumur.
Kapolsek Kabat, AKP Supriyadi menjelaskan, saat kejadian yang mengetahui pertama kali bahwa korban terjatuh ke dalam sumur adalah kakeknya, Asmuni (65).
Kakek korban Asmuni (65) langsung curiga setelah mengetahui pintu kamar korban terbuka dan mulai mencari kemana perginya cucunya itu.
Baca juga: Pria Terjun dari Balkon Hotel di Surabaya, Teriak Selamat Tinggal
Kakek korban langsung melakukan pengecekan ke seluruh ruangan karena Sugiono diketahui mengidap gangguan kejiwaan.
Saat mengecek ke bagian belakang rumahnya, Asmuni melihat sumur yang semula ditutup menggunakan kayu di dekat kamar mandi terbuka. Saat mendekati sumur itulah kakek 65 tahun itu mendengar suara cucunya meminta tolong dari dalam sumur.
"Yayak (tetangga korban) mulai melakukan evakuasi terhadap korban menggunakan tali tambang masuk kedalam sumur. Waktu di dalam sumur itu ada bau gas menyengat, sehingga Yayak berusaha naik kembali," kata AKP Supriyadi saat dikonfirmasi, Sabtu (14/4/2018).
Sementara, posisi korban masih berada didalam sumur yang perkirakan memiliki kedalaman 8-9 meter. Sedang kedalaman air sumur tersebut setinggi dada Sugiono.
Baca juga: Pria Jatuh dari Jendela Hotel di Surabaya, Diduga Bunuh Diri
Sekitar pukul 13.30 Wib, lanjut Supriyadi, petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Banyuwangi datang menuju tempat kejadian perkara setelah dihubungi oleh pihak Kepolisian untuk melakukan evakuasi.
"Namun, ketika korban berhasil dievakuasi dari dalam sumur, sekitar setengah jam kemudian, korban (Sugiono) sudah meninggal dunia," ujar Kapolsek.
Namun demikian, pihaknya tetap berupaya untuk memastikan kejadian tersebut dengan memanggil dokter Puskesmas setempat untuk melakukan pemeriksaan.
Baca juga: Pria Tulungagung Mabuk Miras Oplosan Tewas Nyungsep di Parit
Dari hasil pemeriksaan luar tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Selain itu dari pihak keluarga juga tidak menghendaki untuk dilakukan autopsi dan menerima kematian korban sebagai musibah.
"Sedang pengakuan keluarga, korban sudah 3 kali dibawa ke rumah sakit jiwa di Lawang Kabupaten Malang namun sering kambuh. Selanjutnya atas kesepakatan keluarga korban langsung dikubur," jelas Supriyadi.
Reporter: Hafiluddin Ahmad
Editor: Arif Ardianto