jatimnow.com- Program studi (Prodi) kedokteran selalu menjadi primadona di setiap seleksi penerimaan mahasiswa baru.
Melihat fenomena itu, Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah menerapkan Sistem Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Muhammadiyah (SBMPTM).
Hal ini untuk program studi Pendidikan Dokter di 12 kampus yang dimiliki Muhammadiyah.
Baca juga: Laskar Kamil Gelar Deklarasi Pemenangan Khofifah - Emil di Pasuruan
Ketua Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah Lincolin Arsyad, mengatakan Pendaftaran ini dibuka selama sebulan mulai 1 Juni 2018.
"Pelaksanaan ujiannya kami agendakan pada pekan ke tiga yaitu bulan Juli 2018 dan ujiannya menggunakan "Computer Based Test" atau berbasis komputer yang meliputi Tes Potensi Akademik (TPA) dan materi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)," kata Lincolin saat peluncuran sistem baru itu.
Dia menjelaskan, peserta jalur SBMPTM bisa memilih kampus PTM tujuan dengan mengikuti ujian yang digelar di kampus PTM kota lain yang terdekat.
"Sedangkan jalur reguler peserta harus mengikuti ujian di kampus PTM yang dituju," jelasnya.
Baca juga: Reses Pertama Ning Ais di Surabaya, Disambati Biaya Pendidikan SMA Mahal
Ia memperkirakan peminat jalur SBMPTM program studi Pendidikan Dokter sekitar 5.000 peserta.
"Namun, kuota SBMPTM hanya tersedia 210 kursi di 12 Perguruan Tinggi Muhammadiyah," katanya.
Dia menjelaskan, selain melalui SBMPTM akan ada penerimaan calon mahasiswa program studi pendidikan dokter jalur reguler di 12 Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) dengan total kuota yang lebih banyak, yaitu 1.150 kursi.
Adapun 12 perguruan tinggi tersebut adalah Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Universitas Muhammadiyah Makassar, Universitas Muhammadiyah Malang, serta Universitas Muhammadiyah Palembang.
Baca juga: Janji Manis Risma Naikkan Anggaran Pendidikan Jatim jadi 35 Persen, Mungkinkah?
Kemudian, Universitas Prof Dr Hamka Jakarta, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Universitas Muhammadiyah Semarang, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Universitas Muhammadiyah Surabaya, Universitas Muhammadiyah Surakarta, dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Reporter: Fahrizal Tito
Editor: Arif Ardianto