jatimnow.com - LS atau Luis Sudarmono, bandar narkoba yang ditembak mati Satgas Narkoba Polrestabes Surabaya, sudah satu bulan dipantau pergerakannya. Pria 39 tahun asal Tropodo Asri, Waru, Sidoarjo itu merupakan jaringan seorang bandar yang mendekam di Lapas Madiun.
Selain dikenal cukup licin, Luis selalu membawa pistol jenis airgun dan pisau penghabisan saat bertransaksi. Setiap kali transaksi, ia bisa menyediakan ratusan gram hingga kilogram narkoba jenis sabu.
Baca juga: Tim Satgas Narkoba Tembak Mati Bandar Sabu di Surabaya
Baca juga: Sinopsis My Name: Identitas Hye-jin Terungkap, Penyamaran Moo-jin Ikut Terancam
Petualangan Luis berakhir setelah ia disergap Tim Satgas Narkoba Polrestabes Surabaya yang dipimpin Kasatresnarkoba Kompol Memo Ardian dan Katim Iptu Yudhy Triananta Saeful Mamma, di daerah Sukomanunggal, Surabaya pada Rabu (3/7/2019) dinihari.
Baca juga: Sinopsis My Name: Penembakan Sang Ayah, Awal Mula Dendam Tersumat
Luis melawan saat akan disergap. Ia menodongkan airgun yang dibawanya ke arah anggota, meski tembakan peringatan tiga kali ke udara sudah diberikan. Karena membahayakan, Tim Satgas Narkoba terpaksa melesatkan tiga peluru yang bersarang di dada Luis. Dalam perjalanan menuju rumah sakit, Luis meninggal dunia.
"Setelah tindakan tegas terukur itu, tim kami melakukan penggeledahan pada kendaraan tersangka. Total kami temukan barang bukti sabu seberat 311,38 gram," kata Wakapolrestabes Surabaya, AKBP Leonardus Simarmata.
Hasil penyidikan Satgas Narkoba, Luis diduga menjadi pemegang 'gudang' salah satu bandar besar yang mendekam di Lapas Madiun. Dia pula yang menjalankan distribusi kepada para pembeli dalam jumlah besar.
Baca juga: Pabrik Narkoba Terbesar Ternyata Ada di Kota Malang, Segini Hasil Produksinya
"Yang bersangkutan merupakan bandar jaringan Lapas Madiun," jelas Leonardus.
Tidak berhenti di Luis, tim ini masih terus mengurai jejak Luis beserta jaringan-jaringan lainnya yang selama ini menjadikan Surabaya sebagai pangsa pasarnya.