jatimnow.com- Dinas Pariwisata Kota Surabaya saat ini sedang gencar-gencarnya menata kawasan heritage Surabaya.
Dalam penataan ini, Dinas Periwisata bersama-bersama tim cagar budaya berkeliling di kawasan yang diagung-agungkan menjadi destinasi kota tua di Kota Pahlawan ini.
Namun, saat Disparta dan tim cagar budaya berkunjung ke kawasan Pecinan Jalan Karet, Senin (16/4/2018), mereka kesulitan melakukan pengambilan gambar untuk pendataan.
Baca juga: AATP Ditarget Rampung Desember, Pj Bupati Pasuruan Promosikan Amphiteater
Sebab, di depan gedung-gedung bersejarah itu tertutupi truk yang diduga milik perusahaan jasa pengiriman barang dan logistik.
"Lho, bagaimana ini, kawasan heritage kok semrawut. Mana menariknya jika dikatakan destinasi, wong bangunan uniknya tertutupi truk dan macet pula," celetuk Prof. Dr. Ir. Johan Silas, salah satu anggota tim Cagar Budaya Kota Surabaya.
Oleh karena itu, Prof Johan menyarankan agar pelaksana tugas Kepala Dinas Pariwisata Irvan Widyanto menata kembali koridor di sepanjang Jalan Karet itu.
"Kalau bisa, ditata lagi supaya bisa terlihat menarik, agar para wisatawan tidak merasa rugi kalau berkunjung ke sini. Padahal, kita ingin menonjolkan bangunan unik yang bersejarah itu," ungkapnya.
Ia menambahkan, bahwa pada bagian atas bangunan juga tidaklah menunjukkan keindahan sama sekali, karena masih ada kabel listrik yang kurang tertata rapi.
"Lha, kabel yang semrawut ini juga kurang menarik, coba kalau kabel itu bisa dibuat sistem tanam ikut box culvert, pasti rapi," tandasnya.
Baca juga: Kemenpar Dorong Penerbangan Rute China - Banyuwangi
Sementara itu, Plt Kadis Pariwisata Irvan Widyanto yang juga ikut turun memantau kawasan heritage Surabaya, langsung menunjukkan reaksinya.
Bahkan, ia langsung memanggil petugas parkir agar memindahkan truk yang ada di depan Rumah Abu Han Jalan Karet no 72 Surabaya.
"Mas, jangan diparkir di sini dong, tolong dipindahkan," tegas Irvan kepada salah satu sopir truk itu.
Selain itu, Noni petugas penjaga rumah Abu Han mengatakan bahwa di rumah yang dijaganya itu adalah milik seseorang bernama Robert yang tinggal di Jalan Trunojoyo 65 Surabaya.
Rumah Abu Han itu seringkali digunakan untuk ibadah di Kampung Pecinan.
Baca juga: DPRD Surabaya Usulkan Tambah Area Ibadah dan Sertifikat Halal di Kawasan Wisata
"Di sini digunakan beribadah cuma dua Minggu sekali, sehingga kalau hari-hari biasa terkesan tertutup tapi saya tetap di sini kok untuk berjaga," terang Noni yang sudah menunggu rumah tersebut sejak 5 tahun silam.
Reporter: Fahrizal Tito
Editor: Arif Ardianto