jatimnow.com - Perubahan suhu udara ekstrem yang terjadi saat ini membuat petani ikan hias di Desa Wajak Lor, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung mengalami kerugian. Banyak ikan hias milik mereka mati akibat perubahan suhu dingin.
Tri Purwanto, salah seorang petani ikan hias mengaku, tingkat kematian ikan-ikan hias cukup tinggi mencapai 50 persen dari jumlah populasi ikan yang ada di kolam. Perubahan suhu ini sudah terjadi sejak bulan Juni 2019 lalu.
Akibatnya, banyak ikan hias yang mati terkena serangan jamur insang, yang disebabkan suhu dingin. Setiap pagi para petani ikan hias terpaksa membersihkan kolam mereka dari ikan yang mati.
Baca juga: Pilihan Pembaca: Udara di Jatim Dingin, Pemuda Dibacok, Tewas Bersihkan Limbah
"Jumlahnya banyak mencapai 50 persen dari jumlah populasi ikan di kolam," kata Purwanto, Rabu (10/7/2019).
Baca juga: Brrr... Udara di Jawa Timur Terasa Lebih Dingin, Ternyata ini Penyebabnya
Untuk mengurangi dampak resiko kematian ikan, para petani lebih sering mengganti air dan menguras kolamnya. Jika biasanya proses tersebut dilakukan seminggu sekali, kali ini meningkat menjadi tiga kali. Selain itu, volume air dalam kolam juga dikurangi. Intensitas pemberian makan pun ikut dikurangi agar ikan bisa bertahan di suhu dingin ini.
"Kalau tidak seperti itu jumlah ikan yang mati bisa bertambah banyak," jelasnya.
Baca juga: Video: Cuaca Dingin, Petani Ikan Hias Merugi
Ikan hias seperti mas koki, layer, saleko dan mata balon banyak dibudidayakan di daerah tersebut. Selain menyebabkan kematian ikan, suhu dingin ini juga berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan. Diperkirakan cuaca seperti ini akan berlangsung hingga bulan Agustus 2019.
"Setiap tahun pasti terjadi semacam ini," pungkasnya.