jatimnow.com – Suasana haru biru mewarnai kegiatan Family and Society Gathering (FSG) di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas I Blitar hari ini, Selasa (17/4/2018).
Orang tua dan Anak Didik Pemasyarakatan (ADP) tak mampu membendung air matanya. Bahkan, Kepala Kanwil Kemenkumham Jatim Susy Susilawati juga terbawa suasana saat itu, ia pun terisak.
Pertemuan yang tumpah air mata itu salah satunya dialami oleh ADP bernama Tole (bukan nama sebenarnya) ketika bertemu dengan ibunya, Ani. Wajah keduanya memerah. Air mata keduanya tumpah tak terbendung. Tangisan Ani pun pecah kala itu.
Baca juga: Misteri Penyebab Lubang di Dasar Sungai Kaliasat Blitar Terungkap
Ani mencoba tegar dengan memegang mulutnya dengan kedua tangannya. Sesekali kepalanya menggeleng. Tanda tak percaya bahwa yang ada di depannya itu adalah anaknya dengan segala perubahan.
“Wes tobat toh le?” tanya Ani kepada anaknya sambil sesenggukan.
Tangisan keduanya berlangsung cukup lama. Tole belum mampu menjawab pertanyaan ibundanya. Selain menangis, keduanya tampak saling memeluk sesaat setelah Tole mencium kaki sang ibunda.
“Buk, mohon maaf, selama ini Tole cuma buat susah ibuk,” jawab Tole sambil terisak.
Apa yang dilakukan Tole dan Ani itu hapir sama dengan peserta lainnya. Mayoritas orang tua dibuat terharu dengan langkah yang diambil anak-anak mereka. Begitu juga bagi ADP, suasana ini seolah menjadi ajang pertaubatan bagi mereka.
Usai acara, Ani mengaku terharu dengan momen tersebut. "Selama hidup, anak saya tidak pernah membasuh kaki saya, " ucap perempuan asal Sidoarjo itu.
Tak pelak, Ani mengaku sangat bersyukur bisa hadir dalam acara ini. Dia mengucapkan terima kasih kepada penyelenggara dan memberikan apresiasi positif.
Baca juga: BPBD Kabupaten Blitar Selidiki Lubang Misterius di Sungai Kalisat
Dia berharap anaknya bisa kembali menjadi anak yang berguna dan bermanfaat usai menjalani pembinaan di LPKA Kelas I Blitar.
Sementara itu, Kakanwil Kemenkumham Jatim Susy Susilawati mengingatkan ADP agar bertaubat. Anak-anak harus memohon ampun kepada orang tua.
Bahkan, ia meminta untuk membasuh dan mencium kaki orang tuanya. Cium pipi kanan-kirinya, agar ada restu dan didoakan menjadi warga yang terbaik.
“Karena, tidak ada orang tua yang berharap anaknya harus dititipkan di LPKA. Mereka membesarkan anaknya dengan penuh kasih sayang,” ujar Susy dalam sambutannya.
Kakanwil juga meminta agar momen ini dijadikan sebagai musibah yang terakhir. Jangan mengulangi perbuatan lagi. Di sisi lain, Kakanwil berharap orang tua bisa memberikan ridho dan mendoakan anak-anaknya.
Baca juga: Unisba dan Untag Surabaya Kolaborasi Atasi Masalah Sampah dengan Cara Ini
Karena masalah yang menimpa anak-anaknya itu, bukan sepenuhnya kesalahan Anak. Orang tua dan lingkungan juga harus berperan mengembalikan kondisi sang Anak.
“Mari kita doakan agar Anak menjadi generasi penerus bangsa yang terbaik. Tetap ceria meraih asa, karena kami ada,” tuturnya.
Acara tersebut digelar serentak secara nasional. Sekaligus memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai kegiatan Membasuh Kaki Ibu secara Serentak di Lokasi Terbanyak oleh Anak Didik Pemasyarakatan.
Penulis/editor: Arif Ardianto