jatimnow.com - Pelaksanaan Program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 105 di Blitar dilakukan di Desa Karangbendo, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar.
Sejak dibuka pada 11 Juni 2019, ratusan petugas berseragam doreng yang tergabung dalam satgas TMMD Kodim 0808 Blitar setiap hari berada di lokasi pembangunan.
Siang itu, Jumat (2/8/2019) cuaca sangat terik. Seragam Prada Orlando Oktaviano Kaligis terlihat kotor dan basah. Kaos dalaman loreng yang dipakainya terlihat menyingsing ke bagian lengannya. Sesekali Orlando mengusap peluh yang membasahi tubuh dan wajahnya.
Baca juga: Dukung TMMD ke-122, Pjs Bupati Kediri Prioritaskan 3 Hal Ini
"Wis bang. Kurang titik wis mari (Sudah bang. Kurang sedikit sudah selesai)," kata pria asli Manado tersebut saat memberikan beberapa lembar genteng untuk dipasang.
Saat bekerja, Orlando sering menjadi bahan candaan warga karena bahasa jawanya yang sedikit kaku. Tiga tahun berdinas di Blitar membuatnya belajar bahasa jawa. Suara gelak tawa teman-temannya terdengar melangit di tengah terik surya yang begitu menyengat.
"Gentengnya yang itu bawa ke sini. Saya pasang di bagian atas kan pas," kata Kopda Zainal yang bertengger di atas kuda-kuda kayu untuk memasang genteng.
Orlando dan Zainal yang berdinas di Yonif 511/DY sedang membangun rumah milik Mbah Poniyem dan Ponari di RT 01 RW 11. Awalnya rumah tak layak huni dengan dinding lembaran bambu itu dibongkar dan sekarang tinggal proses penyelesaian.
Baca juga: Kebahagiaan Sawani Warga Klungkung Jember, Rumahnya Direnovasi TMMD
Beberapa warga desa juga tampak membantu proses pembangunan rumah itu. Hidangan kopi dalam teko plastik besar yang disuguhkan sesekali diteguk untuk menghempas rasa haus.
"Saya nempati rumah ya sudah dua puluh tahun lebih tho dek. Ya kalau malam, terus hujan gitu ya dingin. Semoga habis ini (pembangunan selesai) jadi ndak dingin lagi kalau malam. Kalau pas hujan juga ndak bocor (gentengnya)," ungkap Mbah Poniyem kepada jatimnow.com.
Raut bahagia terlihat dari keluarga ini saat proses pembangunan rumahnya hampir selesai. Sehari-hari, Mbah Poniyem tinggal bersama suami dan anaknya. Ketiganya bekerja sebagai buruh tani.
Di samping rumah, ada seekor sapi milik tetangga yang dirawat Mbah Ponari. Jika sudah cukup besar, nantinya sapi itu akan dijual dan uangnya dibagi dua antara pemilik dan Mbah Ponari.
Baca juga: Atasi Kesulitan Air, Tandon di Lebak Tumpang Kediri jadi Sasaran Program TMMD ke-117
Selain rumah Mbah Poniyem dan Ponari, total ada 15 rumah tak layak huni yang dibangun dalam program TMMD ke 105 Tahun Anggaran 2019 tersebut. Tak hanya itu, 2,7 kilometer akses jalan warga serta dua masjid dibangun dalam program itu dan dua poskamling turut rehab TNI.
2,7 kilometer jalan yang diperbaiki TNI terbagi menjadi beberapa ruas jalan dan tersebar di beberapa titik yang menjadi akses vital warga sehari-hari. Masjid yang saat itu dibangun juga sedang dalam tahap finishing. Termasuk poskamling yang kini memasuki penyelesaian akhir.
"Bukan hanya fisik saja. Namun kami juga memberikan sosialisasi ke warga tentang cinta tanah air. Program TMMD sendiri sekarang berlangsung dan harus sebelum 8 Agustus nanti. Semoga ini bermanfaat dan semakin membuat TNI dicintai (rakyat)," terang Dan Satgas TMMD, Komandan Kodim 0808 Blitar, Letkol Inf Kris Bianto.