jatimnow.com - Dinas Kesehatan Kota Blitar mencatat ada 30 warga di RW 01 Kelurahan/Kecamatan Kepanjenkidul, Kota Blitar yang menderita gejala keracunan. Para warga tersebut diduga keracunan setelah mengonsumsi makanan rawon hajatan.
Dari jumlah itu, dua di antaranya anak-anak, enam orang dirawat di RSUD Mardi Waluyo. Bahkan satu orang dinyataka meninggal dunia yaitu Sudarsono (64).
Informasi yang dihimpun jatimnow.com di lokasi, keracunan massal itu berawal ketika warga menghadiri tahlilan di rumah Anik, pada Kamis (1/8/2019) malam. Setelah tahlinan, warga mengonsumsi hidangan makanan berupa nasi rawon.
Baca juga: Sejarah Munculnya Latiao di Cina, Komposisi dan Alasan Ditarik BPOM
Setelah pulang, warga juga membawa bingkisan atau yang biasa disebut berkat. Warga yang hadir di tahlilan itu sekitar 50 orang. Sang pemilik rumah juga tidak menyangka jika acara tahlilan itu berakhir seperti itu.
"Saya niatnya bagus, mengirim doa untuk suami saya. Saya undang masyarakat. Tapi malah seperti ini saya jadi sungkan. Saya ndak niat apa-apa mas," kata Anik sambil menangis saat dimintai keterangan oleh polisi, Sabtu (3/8/2019).
Baca juga: 30 Warga Blitar Diduga Keracunan Makanan Hajatan, 1 Orang Meninggal
Baca juga: Puluhan Warga Blitar Keracunan Ikan Gurami Bakar
Sementara itu, istri Darsono, Nuris Fatmawati mengaku, suaminya mulai mengeluh sakit perut sehari setelah tahlilan tersebut.
"Tadi pagi (Sabtu dinihari), sekitar jam tiga pagi mengeluh sakit perut. Kemudian jam lima pagi minum obat. Siangnya meninggal," jelas Nuris.
Hingga kini, enam warga masih menjalani perawatan intensif di RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar. Sementara, baik polisi maupun Dinas Kesehatan Kota Blitar masih melakukan pemeriksaan untuk mengatahui penyebab pasti keracunan massal tersebut.
Baca juga: Terdakwa Pembunuhan Kopi Sianida di Pacitan Divonis 18 Tahun Penjara
Kapolsek Kepanjen Kidul Kompol Agus Fauzi menambahkan, pihaknya belum bisa mengambil kesimpulan penyebab pasti kematian Darsono. Informasi yang diterimanya, Darsono juga memiliki riwayat maag akut.
"Makanya kita tunggu hasil pemeriksaan terlebih dulu. Penyebab kematian bisa kita ketahui setelah proses visum. Makanya kami mohon waktu. Kami sedang proses penyelidikan," ungkapnya.