jatimnow.com - Ikatan Keluarga Besar Papua di Surabaya (IKBPS) memastikan mahasiswa dan warganya yang berada di Surabaya dipastikan dalam kondisi aman.
Ketua IKBPS, Piter Frans Rumaseb meminta agar masyarakat Manokwari dan Jayapura untuk menjaga situasi dan tidak khawatir dengan kondisi warga Papua yang berada di Surabaya.
"Kami berharap mamadong semua di Papua, papadong semua di Papua, saudara-saudara kita di Papua, bahwa kita di Surabaya aman. Anak-anak kuliah di sini aman, tidak ada masalah. Tidak usah khawatir, tidak usah khawatir yang berlebihan," kata Piter di Polda Jatim, Senin (19/8/2019).
Baca juga: Tim Sepak Bola Jatim Peluang Lolos Perempat Final PON XXI 2024 usai Kalahkan Papua
Menurutnya, warga Papua baik mahasiswa maupun masyarakat berjumlah sekitar 1000an jiwa di Surabaya. Mahasiswa sendiri tergabung dalam 27 korwil yang tersebar di wilayah Surabaya Timur hingga Surabaya Barat.
"Sekitar 1000 orang dan 27 korwil. Yang ada problem muncul hanya di Asrama Jalan Kalasan. Dan itu awal kejadian 15 penghuni, dan siangnya datang beberapa adik kami, sehingga yang dibawa 43. Hingga saat ini kami aman-aman saja, tidak ada diskriminasi," ujarnya.
Baca juga: Papua Nugini Kunjungi Jawa Timur, Proyeksikan Kerja Sama Sektor Ini
Ia memastikan bahwa 43 mahasiswa Papua yang sempat diamankan Polrestabes Surabaya atas dugaan pengerusakan bendera telah dipulangkan ke asrama di Jalan Kalasan Surabaya.
"Adik-adik yang kemarin diamankan ke Polrestabes (Surabaya) untuk pemeriksaan pada saat itu telah dipulangkan dengan baik. Kami melakukan pendampingan sampai kembali ke asrama," ucapnya.
Baca juga: GM FKPPI Soal 6 Prajurit TNI Gugur Diserang KKB di Papua: Diplomasi Perlu, Ketegasan Militer Wajib
Terkait adanya isu yang menyebut jika adanya pengusiran mahasiswa di Surabaya, Piter membantah hal tersebut. Ia pun meminta agar masyarakat di Papua tidak mudah terpovokasi tentang isu yang berseliweran di media sosial (medsos) agar tidak menimbulkan dampak permasalahan yang lebih besar lagi.
"Jadi kalau ada informasi pemulangan warga Papua atau pengusiran kita menyampaikan bahwa itu informasi yang tidak benar. Kami berharap keluarga saudara yang ada di Papua, jangan cepat terprovokasi dengan informasi yang muncul di media sosial," tukasnya.