jatimnow.com - Tiga mahasiswa Departemen Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), menyulap polusi udara kendaraan bermotor menjadi gas yang aman dan layak buang.
Ketiganya adalah Alvin Rahmad Widyanto, Vina Rizky Andina, dan Hafildatur Rosyidah.
Menurut mereka, polusi udara merupakan jenis-jenis gas beracun yang dapat mengakibatkan gangguan atau penyakit pernapasan, seperti gas karbonmonoksida, nitrogenoksida, dan hidrokarbon.
Baca juga: Mahasiswa Unair Ikhlas Temukan Senyawa Obat Cegah Sel Kanker
"Hal ini perlu ditangani lebih lanjut karena aktivitas manusia yang tak bisa luput dari kendaraan. Dan jika dibiarkan akan makin memperburuk kesehatan lingkungan," kata Alvin, Selasa (20/8/2019).
Bersama timnya, ia berinovasi untuk menciptakan katalitik konverter berupa reaktor atau tabung kecil yang berisikan lempengan kawat tembaga dan senyawa kimia padatan berupa katalis MnO2/Zeolit-Y Hierarki.
Menurut Alvin, adanya tembaga dan katalis tersebut berguna mereduksi atau mengubah gas karbonmonoksida, nitrogenoksida, dan hidrokarbon tersebut menjadi gas karbondioksida, nitrogen, uap air, dan ion sulfat.
"Jadi prosesnya, gas-gas beracun itu diserap terlebih dahulu oleh katalis kemudian dikonversi oleh katalis juga," jelasnya.
Baca juga: Lemlit Unitomo Gelar Klinik Proposal Hibah Penelitian DRTPM 2024
Gas hasil konverter tersebut telah diteliti oleh tim sangat aman dan bermanfaat bagi lingkungan.
"Seperti gas karbondioksida sebagai bahan fotosintesis bagi tumbuhan, nitrogen untuk daya dukung kesuburan tanah, uap air dan ion sulfat sebagai produk yang aman bagi lingkungan," ujar mahasiswa asal Mojokerto itu.
Reaktor katalitik ini telah dipasang oleh tim pada knalpot kendaraan dan disusun sedemikian rupa agar tidak menimbulkan polusi suara dari knalpot.
Menurut Alvin, kelebihan katalitik konverter ini mampu digunakan dalam satu tahun dengan masa satu kali penggantian bahan. Selain itu, bahan katalis yang digunakan berharga ekonomis dan mudah didapatkan di pasar bahan kimia pada umumnya.
Baca juga: Mahasiswa IPB Ditemukan Meninggal Saat Penelitian di Pulau Sempu Kabupaten Malang
Inovasi yang dikembangkan tim ini akan ditunjukkan sebagai bentuk karya penelitian pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-32 pada 27 Agustus mendatang.