jatimnow.com - Berkurangnya pasokan air dari sungai menyebabkan ketinggian elevasi air di Waduk Wonorejo, Kabupaten Tulungagung, mengalami penurunan. Hal ini membuat operasional Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di waduk tersebut terpaksa dikurangi.
Kepala Sub Divisi 1-3 Jasa ASA Tulungagung Hadi Witoyo menjelaskan, pengurangan jam operasional ini sudah dilakukan sejak Juni 2019. Jika biasanya PLTA aktif beroperasi selama 24 jam, kini hanya 8 jam setiap hari.
Debit air yang masuk dari empat sungai, yaitu Kali Song, Kali Putih, Kali Bodeng dan Kali Wangi mengalami penurunan. Bahkan untuk Kali Song saat ini sudah tidak lagi memasok kebutuhan air.
Baca juga: Pasok 2.068 MW dari Pembangkit EBT, PLN Nusantara Power Sukseskan Pemilu 2024
"Untuk sungai lainnya masih masuk ke sini, tapi debitnya tinggal 1,5 hingga 2 meter kubik per detik," jelas Hadi, Jumat (23/8/2019).
Baca juga: Video: Waduk Wonorejo Kurangi Jam Operasional PLTA
Untuk bisa beroperasi selama 24 jam, ketinggian air di waduk ini minimal mencapai 183 hingga 185 MDPL. Namun saat ini ketinggian air menyusut ke angka 176 MDPL, sehingga PLTA dengan kapasitas 6,3 MW tidak bisa beroperasi penuh.
"Dari sebelumnya 24 jam sekarang tinggal 8 jam sehari, itu biasanya dioperasikan pada saat beban puncak saja, mulai pukul 17.00 WIB," tambahnya.
Selain untuk keperluan PLTA, air di waduk ini juga digunakan untuk keperluan irigasi. Meskipun ketinggian air mengalami penurunan, tapi pengelola waduk memastikan stok air untuk irigasi masih aman hingga November 2019.
"Pola elevasi yang kami tetapkan 174,03 Mdpl, artinya kami masih surplus sekitar 2 Mdpl. Sedangkan apabila diukur dari titik terendah operasional waduk, yakni 150 Mdpl, kami masih punya cadangan air sekitar 64 juta meter kubik," ungkapnya.