jatimnow.com - Perbaikan jalur Bus Transjakarta di koridor 1 dikerjakan menggunakan beton cepat kering (SpeedCrete) dengan metode Rapid Setting. Pengerjaan itu dilakukan Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta bekerjasama dengan PT Pendawa Lestari Perkasa (PLP), anak perusahaan PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (Semen Indonesia Group).
Kepala Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta Hari Nugroho mengatakan, metode Rapid Setting dinilai dapat meminimalkan kemacetan. Rapid Setting menggunakan material batu agregat dan bahan aditif yang sangat khusus sehingga mampu memperbaiki jalan dengan waktu singkat dalam hitungan jam.
"Malam hari dikerjakan, esok hari sudah dapat digunakan, sehingga tidak mengganggu lalu lintas dan akivitas masyarakat," jelas Hari, Jumat (6/9/2019).
Baca juga: Tingkat Kemantapan Jalan Turun, DPRD Jatim Minta Anggaran Infrastruktur Ditambah
"Untuk tahap awal, kontrak kerjasama PT SBI dengan Dinas Bina Marga Pemprov DKI Jakarta baru disepakati untuk pengerjaan perbaikan di empat koridor dari total 10 koridor yang diidentifikasi mengalami kerusakan. Salah satu dari keempat koridor tersebut di antaranya adalah koridor satu, mulai dari Blok M-Kota dan koridor tiga, dari Kalideres ke Harmoni," ungkap Hari.
Menurut Hari, jenis beton yang digunakan, memiliki kualitas tinggi. Selain cepat keras, beton itu juga bisa tahan 4 hingga 5 tahun, bahkan jaminannya mencapai 10 tahun.
"Ini jauh lebih bagus dibanding (beton) yang biasa, yang sekitar 1 hingga 2 tahun sudah habis (rusak), apalagi kalau sering terendam air," ujarnya.
Dari catatan Bina Marga, koridor 12 teridentifikasi mengalami kerusakan terpanjang, yaitu mencapai 11 kilometer dari total jalur sepanjang 400 kilometer. Sementara untuk di koridor lain jumlah kerusakan relatif beragam mulai dari 500 meter hingga dua kilometer.
Baca juga: Akses Bangkalan - Sampang Tersendat Akibat Perbaikan Jalan
"Kalau kita hitung (total kerusakan) itu sekitar hampir tiga persen. Ada di spot-spot tertentu. Ada yang 500 meter, ada 1.500 meter atau bisa sampai 2.000an meter, jadi sekitar dua kilometer," papar Hari.
Sementara itu, Presiden Direktur Solusi Bangun Indonesia Aulia Mulki Oemar menjelaskan, pengerjaan perbaikan bakal dilakukan tengah malam hingga pagi hari, mulai pukul 00.00 Wib hingga 06.00 Wib.
"Pemilihan waktu pengerjaan ini agar mengurangi potensi dampak kemacetan, karena kita kerjakan di malam hari. Saat masyarakat istirahat dan lalu lintas sedang lengang, kita bekerja. Besok saat pagi sudah bisa dilewati karena (pengerjaan) ini menggunakan jenis beton cepat kering," sambung Aulia.
Kepala Departemen Komunikasi Perusahan Semen Indonesia Sigit Wahono mengungkapkan, metode Rapid Setting telah berhasil membuktikan bahwa waktu proses pengerjaan yang lebih cepat serta memberikan hasil yang optimal. Hal ini karena didukung dengan peralatan muktahir seperti Laser Screed yang dapat menjamin kerataan dan kemiringan hasil jalan serta aspek keselamatan kerja yang kami terapkan dalam melakukan pekerjaan di lapangan.
Baca juga: SIG Gencarkan Inisiatif Dekarbonisasi untuk Pembangunan Ramah Lingkungan
"SpeedCrete merupakan salah satu produk dari PT Solusi Bangun Indonesia untuk solusi pembetonan dengan kekuatan sangat tinggi. Perkerasan beton hanya membutuhkan waktu 8 jam," beber Sigit.
Selain SpeedCrete, PT Solusi Bangun Indonesia juga memiliki beberapa produk yang bisa dipakai untuk Jalur pejalan kaki, di antaranya ThruCrete, yang merupakan solusi perkerasan beton yang memiliki karakter keropos dapat berfungsi sebagai perantara lapisan tanah sehingga air masih dapat diserap oleh tanah.
Kemudian DekoCrete, solusi perkerasan beton dekoratif berkualitas dapat diterapkan baik di dalam maupun di luar ruangan, desain sesuai dengan keinginan serta ApexCrete, yaitu solusi terintegrasi untuk konstruksi lantai industri agar sesuai dengan kebutuhan industri memastikan produktivitas kerja yang tinggi dan penyelesaian lantai berkualitas tinggi.