jatimnow.com - Video klarifikasi dari para dokter di RSUD Blambangan, perihal pemberitaan 7 hingga 8 orang tewas akibat minuman keras (miras) oplosan di Banyuwangi, beredar di YouTube.
Dalam video itu, sejumlah dokter menepis kabar yang terlanjur beredar karena dilansir sejumlah media.
Salah satu dokter dalam video tersebut adalah Kepala Bidang Pelayanan RSUD Blambangan, dr Siti Asiah. Menurutnya memang ada 10 pasien yang dirawat di RSUD Blambangan dengan gejala keracunan. 7 pasien diantaranya meninggal dunia dalam perawatan.
Baca juga: Pria Tulungagung Mabuk Miras Oplosan Tewas Nyungsep di Parit
Rentang antara pasien keracunan hingga meninggal dunia cukup lama. Disisi lain, pihak RSUD Blambangan belum memiliki sarana laboratorium untuk melakukan pemeriksaan melalui darah pasien. Dengan tujuan memastikan penyebab korban keracunan miras atau ada penyebab lainnya.
Baca juga: Polisi Pastikan Korban Tewas karena Miras di Banyuwangi 1 Orang
"Kalau keracunan kurang dari 4 jam, kita bisa melihat melalui lambungnya, cairannya bisa dicek. Kalau sudah lebih dari 4 jam itu melalui darah, laborat kita tidak ada alat pemeriksaan melalui darah itu. Belum ada sarananya," jelasnya.
Sementara dr Purwanto, dokter di Puskesmas Paspan Kecamatan Glagah, juga menepis isu terkait pasien tewas akibat keracunan miras. dr Purwanto ini yang menangani pertama pasien atas nama Sugiantono (40), warga Kelurahan Bakungan.
Baca juga: 2 Warga Jember Tewas di Tulungagung usai Tenggak Miras Oplosan
"Kita datang ke sana kita tidak lakukan visum karena tidak ada surat permintaan visum. Hanya sebagai saksi saja," tambahnya.
Baca juga: Disebut 8 Orang Tewas karena Miras di Banyuwangi, Polisi: Hoax
Dia menambahkan, saat itu pihaknya tetap melakukan pemeriksaan luar pada tubuh korban. Dimana pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh dari kepala hingga ujung kaki.
"Tidak ada luka lebam, memar, mulut tidak berbusa. Hanya ada luka beret di pundak sepanjang 4 centi yang sudah mengering," ungkapnya.
Baca juga: 3 Warga Bojonegoro Tewas Usai Minum Miras Oplosan, 2 Dirawat di RS
Dia berharap, klarifikasi ini bisa meluruskan informasi dan tidak menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.
Reporter: Irul Hamdani
Editor: Budi S