jatimnow.com - Musim kemarau menyebabkan kekeringan meluas di Ponorogo. Tercatat 6.784 warga di Bumi Reog menggantungkan kebutuhan air dari droping.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo, Setyo Budiono menyebut kekeringan di tahun 2019 meluas dari awal musim kemarau yang hanya 4 desa terdampak kini menjadi 6 kecamatan, 14 desa dan 20 dusun.
"Dari 4 desa menjadi 14 desa. Dari 2 kecamatan sekarang 6 kecamatan," katanya, Selasa (17/9/2019).
Baca juga: Pasokan Air Sumber Umbulan ke Perumda Delta Tirta Sidoarjo Turun, Ini Akibatnya
Enam kecamatan itu adalah Kecamatan Slahung (Desa Duri, Tugurejo, Kambeng, Slahung, Wates, Caluk, Ngilo-ilo, Menggare), Kecamatan Pulung (Desa Karangpatihan), Kecamatan Badegan (Desa Dayakan), Kecamatan Balong (Desa Ngendut, Pandak dan Karangpatihan), Kecamatan Bungkal (Desa Pelem dan Punggu) dan Kecamatan Sawoo (Desa Tumpuk dan Sawoo).
Baca juga: Petani Terancam Gagal Panen, PU Bina Marga dan SDA Jember Minta Pembagian Air Merata
Dari data yang ada, kata Budi, kekeringan paling parah berada di Desa Duri.
"Awalnya di Desa Duri hanya meminta droping air satu tangki dan sekarang bertambah 3 tangki," katanya.
Baca juga: Petani di Tamansari Jember Terancam Gagal Panen Lagi, Tidak Dapat Jatah Air
Dalam sepekan ini pihaknya mengirimkan 70 tangki dengan kapasitas satu tangkinya mencapai 6 ribu liter. Selain mengirimkan dropin air, pihaknya mendorong membuat sumur.
"Tapi sumur dalam tupoksinya bukan kami. Sudah kami sarankan," tukasnya.