jatimnow.com - Rencana penggunaan hak interpelasi untuk Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini berakhir happy ending.
Interpelasi itu digulirkan fraksi Golkar DPRD Surabaya sebagai buntut insiden terkuncinya pintu Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya saat kunjungan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainuddin Amali dalam rangka meninjau kesiapan pelaksanan Piala Dunia U 20.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Kota Surabaya, Afghani Wardhana; Kabid Sarpras Dispora, Edi Santoso; dan Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Surabaya, Arif Fathoni serta Wakil Ketua Fraksi Golkar DPRD Surabaya, Agoeng Prasodjo telah duduk satu meja.
Baca juga: Di Mana Kadispora Surabaya Saat Menpora Gagal Masuk Stadion GBT?
Pertemuan tersebut difasilitasi Ketua DPRD Surabaya, Adi Sutarwijono; Wakil Ketua Laila Mufidah, AH Thony dan Reni Astuti.
Baca juga: Melunaknya Partai Golkar Tidak Menggunakan Hak Interpelasi
"Soal insiden pintu GBT terkunci, ketika menpora sidak pada hari Minggu lalu telah selesai. Kita duduk bersama, bicara dari hati ke hati, merajut saling pengertian dan memahami terkait insiden itu," kata Adi Sutarwijono yang juga menjabat Ketua DPC PDIP Surabaya, Jumat (8/11/2019).
"Saya bersyukur, polemik yang ramai di media massa bisa diselesaikan dengan musyawarah. Jalan ini yang dianjurkan oleh Tata Tertib DPRD," tambahnya.
Baca juga: Wali Kota Risma dan Golkar Disarankan Musyawarah
Adi Sutarwijono meminta agar ke depannya semua pihak untuk saling meningkatkan koordinasi, supaya miskomunikasi dan miskoordinasi tidak terulang lagi.
"DPRD bersama Pemkot Surabaya bertekad untuk menggolkan Kota Pahlawan ini sebagai salah satu venue Piala Dunia U-20 tahun 2021. Kita semua ingin bila Surabaya sukses menjadi tuan rumah even dunia. Masyarakat Surabaya, terutama pecinta bola, pasti bangga dengan penyelenggaraan itu," tandasnya.