jatimnow.com – Empat mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) mendesain aplikasi yang bisa membantu dokter melakukan diagnosis awal pasien dengan gejala THT (telinga, hidung, dan tenggorokan) berbasis android.
Aplikasi yang dibuat oleh Diaz Syafrie Abdillah, Afira Febriani Wijaya, Muhammad Jauhan Farhad, dan Firda Nur Laila itu dengan harapan bisa mempersingkat waktu tunggu pasien.
Aplikasi tersebut juga dikolaborisikan dalam sebuah karya ilmiah divisualkan dalam sebuah poster ilmiah berjudul 'Quick Respon Mobile (QRM) dengan metode artificial intellegence (AI) membantu dokter dalam mendiagnosis suatu penyakit THT'.
Baca juga: 3.840 Warga Banyuwangi Operasi Katarak Gratis
Diaz Syafrie Abdillah, ketua tim karya ilmiah mengatakan metode AI mampu mengefektifkan waktu antara pasien THT dengan dokter. Harapannya bisa menjadi sarana salah satu teknik komunikasi baru antara dokter dan pasien.
"Dengan aplikasi QRM, pasien bisa melakukan input data tentang gejala yang dideritanya. Sedangkan metode AI yang merupakan kecerdasan buatan, mampu memproses input data pasien menjadi diagnosis awal gejala THT dan nantinya bisa dimanfaatkan sebagai penatalaksanaan awal untuk membantu dokter dalam pemeriksaan,” kata Diaz, Rabu (13/11/2019).
Baca juga: Marak Bunuh Diri di Surabaya, Waspadai Gejala Ini Rek!
Ia melanjutkan, ide karya ilmiahnya tersebut masih akan terus dikembangkan, seperti fasilitas chat dengan pasien sebagai sarana komunikasi langsung.
"Fasilitas chat ini perlu admin yang juga memahami masalah kesehatan," ujarnya.
Muhammad Jauhan Farhad, ketua tim poster ilmiah itu menambahkan ide diagnosis awal THT untuk membantu dosen ini juga diikutkan dalam lomba poster publik. Tujuannya agar pasien lebih memahami prosedur aplikasi QRM tersebut.
Baca juga: Bank Mandiri Taspen Gandeng IHC PT Rolas Nusantara Medika, Layanan VIP Nasabah
"Karena temanya poster ilmiah, kami desain lebih sederhana namun tetap informatif," kata mahasiswa yang akrab disapa Farhat.
Selain itu, aplikasi dan karya ilmiah tersebut berhasil menjuarai kompetisi nasional Holistic (Halu Oleo Scientific Competition) 2019 pada 25-27 Oktober 2019 di Kendari, Sulawesi Tenggara dan berhasil menyisihkan 21 finalis dari universitas negeri dan swasta seluruh Indonesia.