jatimnow.com - Kunjungan perwakilan dari Temasek Foundation International (TFI) dan Center for Liveable Cities Team (CLC) tidak disia-siakan oleh Pemkab Trenggalek.
Pemkab Trenggalek ingin mencoba mengadopsi strategi penataan kawasan dari Pemerintah Singapura. Kunjungan tersebut merupakan tindak lanjut dari program 'Urban Governance Program' yang pernah diikuti Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin tahun lalu.
Masalah lingkungan dan kekumuhan menjadi salah satu kendala yang dialami oleh hampir semua daerah, salah satunya Trenggalek. Hal itu menjadi salah satu problem untuk mewujudkan cita-cita ketiga MEROKET (Maju Ekonomi Rakyatnya dan Orang atau Organisasinya Kreatif). Sebab ekosistem yang terjaga untuk menunjang program MEROKET tersebut.
Baca juga: Ratusan Warga 2 Desa di Trenggalek Protes Jalan Rusak, Cabup Siap Perbaiki?
Kesuksesan Singapura mengubah daerahnya dari daerah kumuh menjadi seperti sekarang, menjadi alasan Pemkab Trenggalek untuk mengadopsi apa yang telah mereka lakukan.
Baca juga: Bupati Trenggalek Raih Tanda Kehormatan Satyalencana Wirakarya Koperasi dan UMKM
"Yang jelas Singapura mempunyai perencanaan yang terintegrasi. Jadi ketika membangun jalan, tidak semata-mata membangun jalan, harus ada koordinasi dengan housing departement," ujar Bupati Nur Arifin, Rabu (20/11/2019).
Dari hasil kunjungan tersebut, Bupati Nur Arifin belajar satu hal untuk memajukan Trenggalek, yaitu dengan melibatkan pihak swasta dalam pembangunan. Hal itu dilakukan karena tidak mungkin membangun dengan mengandalkan anggaran negara yang saat ini terbatas. Jika semua mengandalkan anggaran negara, maka proses pembangunan akan terhambat.
"Menata negaranya, Singapura mulai berfikir jangan melulu membangun menggunakan anggaran negara, yang ini ingin coba dilakukan oleh Trenggalek," terangnya.
Baca juga: Serius Tangani Stunting, Bupati Trenggalek Terima Penghargaan Insentif Fiskal
Bupati Nur Arifin berencana mencoba menyempurnakan perencanaan yang sudah ada. Kemudian akan dilakukan Land Banking atau memastikan tanah-tanah pemerintah untuk bisa dimanfaatkan. Setelah itu, pihaknya akan melakukan kerjasama dengan pihak swasta untuk pelayanan publik ataupun inovasi yang lain.
"Selain itu, kita juga akan mengatasi masalah-masalah yang kecil, tapi dampaknya cukup besar. Contohnya limbah cair itu sesuatu sederhana yang bisa kita lakukan dan itu bisa segera kita tanggulangi, sehingga efeknya tidak berdampak pada ekologi," pungkasnya.