jatimnow.com - Mantan Kapolda Jawa Timur Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin atau biasa disapa MA digadang banyak orang untuk maju di Pemilihan Wali Kota Surabaya (Pilwali Surabaya) 2020.
Machfud Arifin yang juga mantan Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jawa Timur untuk pemenangan Jokowi-KH Ma'ruf Amin pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 itu, dinilai punya modal sosial politik (sospol) untuk meneruskan Tri Rismaharini memimpin Surabaya.
Apalagi saat Pilpres 2019 lalu, pasangan Jokowi-KH Ma'ruf Amin berhasil menang telak di Jatim dengan angka 16.231.668 suara atau 65,79 persen. Perolehan suara pasangan Jokowi-KH Ma'ruf yang signifikan di Jatim itu dapat dinilai sebagai 'vitamin' sosial politik.
Baca juga: Machfud Arifin Ikhlas dan Doakan Eri Cahyadi-Armudji
Baca juga:
- Dahlan Iskan Dorong Eks Kapolda Jatim Teruskan Risma Pimpin Surabaya
- "Banyak Orang Ingin Machfud Arifin Jadi Wali Kota Surabaya"
"Sebagai mantan kapolda dan ketua TKD, itu modal sosial politik tersendiri," kata Direktur Surabaya Survey Center (SSC), Mochtar W Oetomo, Selasa (26/11/2019).
Tapi untuk bisa ikut pemilihan kepala daerah, lanjut Mochtar, faktor utama adalah dukungan partai atau jalur partai serta dukungan publik atau independen. Di samping itu, dibutuhkan dukungan pemilih atau hasil survei.
"Maka tantangan MA adalah bagaimana memaksimalkan modal tersebut untuk mendapatkan tiket (rekomendasi partai) menuju kontestasi," jelasnya.
Munculnya nama arek asli Ketintang Surabaya ini dalam Pilwali Surabaya yang akan digelar 2020 tentunya menambah daftar nama-nama kandidat sehingga menguntungkan masyarakat yang banyak pilihan.
"Pertama, masyarakat menjadi makin memiliki banyak pilihan atau semakin banyak alternatif," ujarnya.
Kedua, kata dia, banyaknya kandidat akan semakin mendorong kompetisi yang kompetitif dan berkualitas.
"Masing-masing akan berupaya untuk menjadi pemimpin Surabaya. Ini tentu semakin memudahkan masyarakat untuk menentukan pilihan," tegasnya.
Ketiga, imbuh dia, kontestasi akan menjadi lebih dinamis dan semakin melibatkan peran serta publik.
Baca juga: Kuasa Hukum MAJU Sayangkan Dana Kampanye Erji Nol Rupiah Tak Ditindak
"Karena semakin banyak kandidat akan semakin banyak publik yang disentuh," terangnya.
Ia menilai, akan menjadi kendala tersendiri bagi tokoh-tokoh yang tidak memiliki partai.
"Apalagi ketika beberapa partai sudah membuka pendaftaran dan MA sejauh ini belum mendaftar di satu partai pun," sambung Mochtar.
Untuk menempuh jalur independen juga dibutuhkan percepatan ekstra.
"Karena kader kandidat independen lain sudah memulai jauh hari," sebutnya.
Ia menambahkan, sejauh ini belum melihat keseriusan MA, baik dalam mendekati partai (pendaftaran, konvensi atau komunikasi politik), maupun mendekati publik (dengan berbagai program sosialisasi).
Baca juga: Kuasa Hukum MAJU Sebut Keterlibatan Risma Telah Terungkap dalam Sidang
"Itu yang nanti jauh lebih dinilai dalam sebuah kontestasi politik," tambah Mochtar W Oetomo.
Jejak Machfud Arifin di Mapolda Jatim
Machfud Arifin pernah menjabat sebagai kapolda di tiga tempat. Yaitu Kapolda Maluku Utara, Kalimantan Selatan dan Jawa Timur. Setiap menjadi kapolda, ia selalu meninggalkan kemajuan dan pembangunan di polda yang dipimpinnya.
Seperti saat menjabat sebagai Kapolda Jatim banyak pembangunan yang dilakukannya. Di antaranya membangun masjid yang megah di area Mapolda Jatim.
Kemudian membangun Gedung PATUH lantai 6 yang nyaman untuk anggotanya bertugas. Serta membangun Rumah Sakit Bhayangkara.
Dan pembangunan lainnya yang dilakukan Machfud Arifin selama memimpin Polda Jatim dalam kurun waktu sekitar 2 tahun 8 bulan.