jatimnow.com - Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kabupaten Trenggalek Novita Hardini Mochamad menyebut bila persoalan stunting tidak hanya sekedar permasalahan perbaikan gizi saja, melainkan perlu ada kesadaran bersama untuk mencegahnya.
Meskipun angka stunting di kabupaten tempat suaminya memimpin itu cenderung turun, tapi upaya pencegahan stunting tetap menjadi fokus. Apalagi Stunting juga menjadi isu strategis nasional untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul.
"Yang jelas tidak bisa ditanggung oleh satu instansi saja. Tapi perlu kerjasama dengan semua pihak untuk penyadaran terhadap masyarakat," tutur istri Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin ini dalam kegiatan Kesatuan Gerak PKK di Kecamatan Panggu, Rabu (27/11/2019).
Baca juga: BKKBN dan LDII Teken MoU Cegah Stunting di Ponpes Wali Barokah Kediri
"Kadang masyarakat masih enggan dinasehati karena ada budaya yang masih melekat di lingkungannya. Maka dari itu, kita harus bekerjasama untuk menyadarkan masyarakat," sambung Novita.
Novita berencana mengumpulkan duta-duta yang ada. Sedangkan organisasi perangkat daerah (OPD) diminta untuk mensinergikan para duta-duta itu agar memiliki tugas yang jelas untuk bisa turun di masyarakat dengan berbekal materi-materi yang bagus untuk disosialisasikan kepara remaja, anak sekolah, sehingga terhindar dari hubungan seks pranikah.
Baca juga: 30 Orang Tua di Probolinggo Lulus Program SOTH, Apa Itu?
Termasuk, lanjutnya, menikah itu tidak hanya soal cinta, melainkan juga terkait dengan tanggungjawab yang harus diemban.
"Ini yang harus diedukasi oleh teman sebaya, tidak hanya melalui dinas saja, melainkan perlu kita sinergikan dengan yang lain," jelas Novita.
Novita tidak menampik bila angka stunting di Trenggalek masih banyak. Namun angkanya cenderung menurun dari tahun ke tahun. Sedangkan angka kematian ibu melahirkan, juga terus menurun.
Baca juga: Bupati Lumajang Paparkan Program Atasi Stunting, Mulai Pawon Urip Sampai Gemar Kancing
"Prioritasnya sekarang, bagaimana anak remaja diedukasi untuk tidak menikah dini dan ibu hamil harus selalu dikontrol perkembangannya. Kalau perlu lakukan jemput bola bila ada ibu hamil yang tidak mau memeriksakan kandungannya," tandasnya.
Berdasar hasil bulan timbang Agustus 2018, angka stunting di Kabupaten Trenggalek sebanyak 5.578 anak atau 14.98 persen. Sedangkan di tahun 2019, mengalami penurunan menjadi 4.957 anak atau 13.39 persen.