jatimnow.com - Kekeringan di Kota Blitar tercatat terus meluas. Dari yang sebelumnya sekitar 100 kepala keluarga (KK) yang kesulitan air bersih, kini bertambah menjadi sekitar 400 KK, tersebar di 6 kelurahan.
Enam kelurahan yang mengalami krisis air bersih yaitu Kelurahan Ngadirejo, Tanggung, Sentul, Pakunden, Gedog dan Tanjungsari. Dari 6 kelurahan, terdapat dua kelurahan yang paling parah terdampak kekeringan, yaitu Tanggung dan Ngadirejo.
"Setiap hari kami mengirimkan tiga tangki air bersih kepada warga dan kami juga menerima bantuan dropping air bersih satu tangki dari PMI," kata Kepala Bidang Penanggulangan Bencana Daerah, Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Blitar, Supriyadi, Senin (2/12/2019).
Baca juga: 10 Kecamatan di Banyuwangi Berpotensi Kekeringan, BPBD Lakukan Langkah Ini
Pengiriman air bersih itu, lanjut Supriyadi, dilakukan melalui koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan UPT Pemadam Kebakaran. Untuk distribusi, Pemkot Blitar dibantu oleh sejumlah relawan penanggulangan bencana serta dari Taruna Siaga Bencana (TAGANA)
Baca juga: Polres Jember Kirim Bantuan Air Bersih ke Wilayah Terdampak Kekeringan
Supriyadi menambahkan, berdasarkan prakiraan BMKG, hujan akan mulai mengguyur wilayah Blitar pada bulan Desember, pada Minggu kedua. Puncak hujan diprediksi pada bulan Januari hingga Februari 2020.
"Dari surat Pemprov (Jatim), sesuai prakiraan BMKG, hujan masuk wilayah kita (Blitar) pada Minggu kedua bulan Desember. Kami juga mengimbau warga masyarakat untuk memperhatikan lingkungan dan melaporkan bila terjadi hal-hal yang sekira membahayakan saat musim hujan," terang Supri.
Baca juga: BPBD Ponorogo Salurkan 277 Ribu Liter Air Bersih Atasi Dampak Kekeringan
Ia juga meminta agar warga yang mengalami kekeringan untuk segera melapor melalui RT dan RW agar diteruskan ke kelurahan, sehingga segera ditindaklanjuti.