jatimnow.com - Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Timur (Kanwil Kemenag Jatim) membeberkan munculnya tulisan khilafah pada soal ujian mata pelajaran fiqih kelas XII Madrasah Aliyah di Kabupaten Kediri.
"Ceritanya begini. Kelompok Kerja Madrasah (KKM) mengadakan rapat dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) khusus fiqih, itu sudah mengadakan rapat," kata Plt Kepala Kanwil Kemenag Jatim, Moh Amin Mahfud, saat dikonfirmasi jatimnow.com, Kamis (5/12/2019).
Kemudian, ada kesepakatan untuk menunjuk guru-guru fiqih membuat soal. Namun ternyata, guru-guru sepakat menunjuk satu orang.
Baca juga: Ribuan Pelajar Lamongan Bakal Berlomba dalam Porseni MA 2023
"Ternyata satu orang guru itu selesai membuat soal, tidak ditelaah, tidak dikoreksi, langsung naik cetak dan diberikan pada anak-anak di ujian. Jadi ada miss, mestinya ada telaah, dikonfirmasi, ternyata tidak dilakukan," terang Amin.
Baca juga: Geger Tulisan Khilafah Tertera dalam Soal Ujian Sekolah MA di Kediri
Pascakejadian menghebohkan itu, Kanwil Kemenag Jatim langsung memanggil guru pembuat soal tersebut.
"Sudah dipanggil semua pihak terkait," tegasnya.
Lantas apakah ada kemungkinan unsur kesengajaan dalam membuat soal ujian yang memuat tulisan khilafah.
"Setelah saya interograsi, tidak ada unsur kesengajaan dari yang bersangkutan. Hanya mengambil dari bahan ajar, ada buku panduan," ungkap Amin.
Baca juga: Ponpes Khilafatul Muslimin di Mojokerto Disebut Enggan Pasang Bendera Indonesia
"Tapi begini, saya perintahkan jangan masuk ke khilafah. Saya sudah perintahkan itu," tambahnya.
Amin menerangkan, di buku panduan, fokus membahas kepemimpinan dalam Islam. Mulai dari kepemimpinan Rasulallah SAW, para sahabat hingga kepemimpinan Turki Ustmani.
"Jadi nggak ada kekhilafaan," tuturnya.
Guru pembuat soal ujian tersebut juga sudah ditanya, kenapa membuat soal itu. Katanya, guru itu copy paste (copas) dari soal ujian sekitar tahun 2010. Padahal soal tersebut bermasalah pada saat itu.
"Yang bersangkutan copas saja. Alasannya waktu mepet. Dulu sempat muncul soal seperti itu, sekitar tahun 2010. Saat itu saya masih di Kemenag Kabupaten Bangkalan. Tapi persoalan dulu itu sudah selesai. Lah ini diulangi lagi, dicopas," bebernya.
Baca juga: Khilafatul Muslimin di Mojokerto, Bakesbangpol: Organisasi Tidak Tercatat
Atas munculnya persoalan itu, Kemenag Jatim mengambil sejumlah langkah agar soal ujian bertuliskan khilafah tidak muncul kembali.
"Langkah kita akan membentuk tim monev atau monitoring dan evaluasi, untuk menelaah soal-soal terkait agama. Untuk menelaah yang mau diujikan harus melalui verifikasi dari kanwil. Meskipun itu kewajibannya pada satuan pendidikan yaitu madrasah," ulasnya.
Amin mengucapkan terima kasih kepada masyarakat dan ulama yang memberikan informasi, sehingga Kemenag Jatim dengan cepat menindaklanjutinya.
"Dengan kejadian ini, diharapkan tidak akan terulang lagi, akan lebih selektif, lebih ketat untuk ditelaah dan diverifikasi. Dengan proses seperti itu, insyaAllah tidak terulang lagi. Ini pelajaran berharga," tandasnya.