jatimnow.com - Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar mendesak mantan Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin untuk maju sebagai calon Wali Kota Surabaya mendatang.
Machfud Arifin silaturahmi ke kediaman KH Miftachul Akhyar di Pondok Pesantren Miftachussunah di Kedung Tarukan, Surabaya, pada Rabu (19/12/2019) malam.
"Saya silaturahmi. Beliau ini kan mobilitasnya tinggi, tokoh sebagai Rais Aam PBNU penggantinya KH Ma'ruf Amin (sekarang menjadi Wakil Presiden RI). Beliau tokoh sentral di PBNU. Kalau ada di Surabaya saya senang. Kalau di Jakarta kan beliau sibuk belum tentu ketemu," ungkap Machfud Arifin.
Machfud menepis telah meminta restu KH Miftachul Akhyar untuk maju sebagai calon Wali Kota Surabaya di Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya tahun 2020.
"Nggak. Ini hanya silaturahmi biasa," jawabnya.
Selama menjabat Kapolda Jatim, Machfud dikenal sering bersilaturahmi ke ulama dan tokoh agama Jawa Timur.
"Beliau memang sudah mulai dari jadi kapolda langsung ke sini. Saya sangat terkesan dengan beliau, masuk menjadi kapolda langsung membangun masjid," kata KH Miftachul.
Terkait dorongan mantan Kapolda Jatim ini untuk maju sebagai penerus Risma, kiai ini merasa senang jika Machfud Arifin bersedia.
"Kalau beliau kerso (mau) untuk di Surabaya, saya senang sekali," katanya.
Bagi KH Miftachul Akhyar, figur pemimpin Surabaya ke depan adalah yang peduli pendidikan dan agama serta bisa membangun kota Surabaya.
"Ya yang bisa semuanya tercover. Jadi terutama yang menyangkut dengan pendidikan, bidang keagamaan. Di Surabaya ada yang noto (menata) yang ngatur lah, biar berkah Surabaya," tuturnya.
Ia menilai masyarakat Surabaya dikenal bloko suto atau terbuka dan menyampaikan apa adanya. Machfud Arifin juga dipuji sangat peduli dengan religi.
"Tapi tidak meninggalkan religi, yang nilai-nilai mulia. Beliau masuk di mana-mana, masjid yang didahulukan," katanya.
Ia menambahkan, Machfud Arifin saat menjabat Kapolda Jatim juga peduli dengan kesehatan dengan merenovasi Rumah Sakit Bhayangkara.
Selain peduli dengan agama, kesehatan, figur wali kota ke depan juga harus peduli dengan perekonomian hingga pendidikan.
"Di samping nanti bagaimana ekonomi di Surabaya. Jadi kesehatan, peribadatan lalu ekonomi, otomatis itu selalu ketemu dengan pendidikan. Hal-hal seperti ini yang pokok dan perlu menjadi perhatian," terangnya.
Dalam pertemuan tersebut, KH Miftachul Akhyar sempat meminta Machfud Arifin untuk menjadi Wali Kota Surabaya ke depan.
Apalagi, Machfud Arifin juga pernah menjadi Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jawa Timur untuk pemenangan calon presiden dan wakil presiden, Jokowi-KH Ma'ruf Amin.
"Ya begini yang kita cari, tidak ambisi. Orangnya nggak ambisi, kita utik lah, kita gugah bagaimana Surabaya. Mboten Pak Yai, anu anu (tidak pak kiai, anu). Malah saya menjadi lebih semangat (meminta Machfud Arifin maju sebagai wali kota)," paparnya.
KH Miftachul Akhyar tidak mempermasalahkan Machfud Arifin yang purnawirawan polisi dengan pangkat terakhir bintang dua atau inspektur jenderal (Irjen) maju menjadi Wali Kota Surabaya.
"Oh namanya ilmu dan pengalaman dibutuhkan. Apalagi di Surabaya ini kan ibukota Jawa Timur. Sebetulnya ndak beda dengan provinsi lah, atau mungkin ada spesifikasi Surabaya itu memang banyak diangkat nantinya. Mudah-mudahan beliau mau," tuturnya.
Machfud Arifin yang berada disamping KH Miftachul Akhyar meminta wartawan untuk tidak mengaitkan silaturahmi dengan politik.
"Wes cukup, wong silaturahmi dikait-kaitkan dengan politik. (Sudah cukup. Orang silaturahmi dikait-kaitkan dengan politik)," pungkas Mahfud yang disambut tertawa KH Miftachul Akhyar.