jatimnow.com - Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) Kementerian Keuangan mengajak 33 pejabat perencanaan dan keuangan dari 11 daerah di Indonesia untuk melihat langsung pengelolaan keuangan di Kabupaten Banyuwangi, Jumat (27/4/2018).
Sebelas daerah itu adalah Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh, Agam Provinsi Sumatera Barat, Lampung Tengah Provinsi Lampung, Nias Selatan Provinsi Sumatera Utara, Pangandaran Provinsi Jawa Barat, Rokanhilir Provinsi Riau, Barito Selatan Provinsi Kalimantan Tengah, Sabu Raijua Provinsi Nusa Tenggara Timur, serta Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Selain itu, ada pula Kota Payakumbuh Provinsi Sumatera Barat, dan Provinsi Bangka Belitung. Ke-11 daerah ini akan menjalin kolaborasi dengan Banyuwangi.
Baca juga: ASN Pemprov Jatim Dilarang Pakai Mobil Dinas untuk Mudik Lebaran
“Kami membawa daerah-daerah ke Banyuwangi melihat pengelolaan keuangan. Mulai aspek pendapatan, perencanaan, penganggaran, hingga optimalisasi program. Termasuk aplikasi-aplikasi yang sudah sangat advance seperti e-planning, e-village budgeting, e-monitoring system,” kata Dr Sugiarto dari DJPK Kemenkeu yang juga ketua rombongan ini.
Menurut Sugiarto, pengelolaan keuangan di Banyuwangi telah terintegrasi dengan baik dalam sebuah sistem informasi perencanaan keuangan daerah.
"Sistem ini bisa mengontrol perencanaan program kegiatan hingga pelaksanaannya, sehingga pengelolaan keuangannya sangat transparan," ujarnya.
Selain belajar tentang pengelolaan keuangan, mereka diajak belajar tentang inovasi pelayanan publik yang ada di Banyuwangi. Khususnya, tentang inovasi pengembangan potensi ekonomi daerah.
Baca juga: Diserahkan Mendagri, Banyuwangi Raih Peringkat Pertama Kinerja Pemkab Se-Indonesia
”Banyuwangi ini bagi kami contoh yang baik bagaimana daerah mengembangkan daerahnya. Semua program pembangunannya sangat terukur, inovasi yang dilakukan juga fokus pada target kinerja sehingga membawa hasil pada kinerja pembangunannya. Makanya kami pilih Banyuwangi supaya 11 daerah ini bisa membuat perubahan positif di wilayahnya usai dari sini,” imbuhnya.
Rombongan tersebut berada di Banyuwangi selama dua hari. Mereka mengunjungi pusat infomasi pemerintahan yang berada di Lounge Pelayanan Publik, Mal Pelayanan Publik pertama di Indonesia yang dikembangkan pemerintah kabupaten, dan sejumlah desa yang bertransformasi menjadi Smart Kampung.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas berterima kasih atas kesempatan yang diberikan ke daerahnya untuk berbagi pengalaman mengelola keuangan. “Inilah bentuk kolaborasi antardaerah bersama Kemenkeu,” kata Anas.
Dia menjelaskan, upaya mendorong pengelolaan keuangan yang terintegrasi juga dilakukan di tingkat pemerintahan desa lewat program e-village budgeting dan e-monitoring system.
Baca juga: Hasil Survei PRC, Warga Lamongan Puas Kinerja Yuhronur Efendi-Abdul Rouf
"Karena kami percaya ke depan desa adalah ujung tombak pelayanan pemerintahan, maka pengelolaan keuangan di desa juga harus dilakukan dengan baik, juga terukur,” pungkasnya.
Penulis/editor: Arif Ardianto