jatimnow.com - Warga Tulungagung melakukan pengamatan terhadap fenomena alam gerhana matahari cincin. Mereka menggunakan kamera handphone yang ditutupi dengan kaca gelap.
Warga menaruh kaca warna gelap di atas kamera handphone mereka. Kamera tersebut kemudian diarahkan langsung ke matahari.
Agar mendapatkan hasil maksimal warga meletakkan dua hingga tiga potong kaca gelap. Kaca tersebut berfungsi sebagai filter seperti yang biasa digunakan oleh fotografer.
Baca juga: Penjelasan BMKG soal Hujan Es di Sebagian Wilayah Sidoarjo
"Biar tidak silau juga waktu memfotonya," kata Ketua Lajnah Falakiyah PCNU Tulungagung, Ahmad Mushonif, Kamis (26/12/2019).
Selain menggunakan handphone dengan kaca gelap, mereka juga menggunakan media air di dalam bak. Dalam proses pengamatan ini terlihat separuh bagian matahari tertutup oleh bulan.
Ia meneruskan, sebelum melakukan pengamatan mereka terlebih dahulu menggelar Salat Gerhana. Berbeda dengan salat sunat lainnya, terdapat dua kali rukuk dalam setiap rakaat di ibadah ini.
Setelah salat, khotib kemudian menyampaikan khutbah singkat terkait fenomena gerhana ini.
"Pelaksanaan Salat Gerhana ini sesuai dengan anjuran Nabi Muhammad," ujarnya.
Baca juga: Hujan Es Melanda Sebagian Wilayah Sidoarjo
Sedangkan di Ponorogo, warga Desa Gandu, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo juga bersama melihat gerhana matahari cincin menggunakan kacamata khusus.
"Ini harus memakai kacamata khusus, biar matanya tidak sakit," kata Fairus salah satu warga.
Ia mengaku melihat fenomena gerhana matahari sudah lama.
"Terakhir 2016 lalu kalau tidak salah. Lihatnya juga pakai kacamata juga," terangnya.
Baca juga: Viral Fenomena Awan Berlubang di Langit Jember, Begini Kata BMKG
Tim Laboratorium Falak Watu Dakon Observatory, Novi Fitria mengaku melakukan pengamatan dan penelitian dan tidak terbuka untuk umum.
"Tujuannya untuk penelitian karena perhitungan astronomi macam-macam. Mulai dari fase awal sampai akhir jadi kita mulai coba untuk meneliti metode mana yang paling pas," katanya.
Untuk Ponorogo, kontak awal gerhana pukul 10.59 Wib dan puncaknya pada pukul 12.51 Wib.
"Gerhana kali ini di Ponorogo hanya 65 persen," ujarnya.