jatimnow.com - Kawasan pesisir pantai identik dengan kesan kumuh dan kotor. Seringkali sampah di sekitarnya dianggap sebelah mata oleh masyarakat, bahkan dibiarkan tidak terurus dan mengganggu kehidupan ekosistem yang ada.
Namun, hal itu tidak terjadi bagi kampung nelayan di kawasan Gunung Anyar Tambak, Surabaya. Sebab, mereka memiliki Bank Sampah Bintang Mangrove untuk mengumpulkan sampah-sampah dari pesisir dan daerah sekitar.
Bank sampah yang sudah berdiri sejak 2012 itu, tidak hanya mengajak masyarakat untuk memilah sampah-sampah di rumah tangga, tapi juga mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitarnya.
Baca juga: Kenaikan PPN 12 Persen: Tingkatkan Pendapatan Negara atau Beban Rakyat?
Di tangan masyarakat kampung nelayan di kawasan Gunung Anyar Tambak, Surabaya ini sampah menjadi sesuatu yang membawa keuntungan, tidak hanya secara ekonomi, melainkan juga kesehatan bagi masyarakat setempat.
“Setiap hari penduduk di sini kami ajak mengumpulkan sampahnya sendiri, memilahnya dan menjual sampah yang sudah kami tentukan kategorinya di Bank Sampah Bintang Mangrove ini,” ujar Kusniyati salah satu kader lingkungan Kampung Gunung Anyar Tambak.
Kusniyati mengungkapkan dari kegiatan mengumpulkan sampah ternyata mampu menggerakkan masyarakat yang awalnya kurang peduli terhadap lingkungan dan kebersihan, menjadi lebih peduli terhadap lingkungannya.
Aktivitas memilah dan mengumpulkan sampah bahkan mampu menjadi sarana sekaligus solusi bagi persoalan ekonomi masyarakat yang hidup serba terbatas.
“Awalnya masyarakat di sini kurang peduli dengan lingkungan sekitar, dan banyak yang menolak karena masyarakat berpikiran sampah kan kotor, nanti malah tambah kotor. Saya bersusah payah meyakinkan mereka saya ngotot untuk dijalani, dicoba bismillah” tutur Kusniyati.
Baca juga: Optimisme Tinggi Industri Kripto Indonesia Sambut Pemerintah Baru
Sampah yang terkumpul diantaranya plastik, seng, kayu, kerdus serta jenis sampah lainnya dikelompokkan sesuai jenisnya. Kemudian didaur uang bagi yang masih bisa digunakan, serta disetor ke pengepul besar.
“Warga mencari sampah kemudian kami yang menimbang dan memilah. Selanjutnya kita setor ke pengepul, sebagian bisa didaur ulang kita buat berbagai kerajinan tangan atau produk daur ulang, seperti vas bunga, tas, taplak meja, hiasan dan pernak-pernik lainnya,” kata Kusniyati.
Selain dapat menghasilkan uang untuk menambah biaya kebutuhan rumah tangga, Kusniyati mengatakan bahwa sampah yang dikumpulkan dapat dimanfaatkan untuk banyak keperluan.
Sampah yang terkumpul dapat dimanfaatkan untuk membayar biaya listrik PLN, untuk simpan pinjam, biaya anak sekolah, serta untuk berobat bagi yang sakit.
Baca juga: Strategi Pemulihan Kepercayaan Investor Kripto Pasca-Insiden Peretasan
Reporter: Arry Saputra
Editor: Arif Ardianto