jatimnow.com - Dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Fredy Kurniawan membuat anti radiasi Ultraviolet (UV) dari ekstrak tanaman sambiloto.
Menurut Fredy, potensi tanaman obat telah banyak dikembangkan di Indonesia, khususnya di bidang farmasi.
"Di sini kami mencoba menggali lebih dalam potensi lain yang belum pernah dikembangkan pada penelitian sebelumnya. Yang penting tanaman ini tersedia melimpah di Indonesia dengan budidayanya yang mudah," jelas Fredy yang juga menjabat sebagai Kepala Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Analitika Data ITS, Kamis (23/1/2020).
Baca juga: Mahasiswa Unair Ikhlas Temukan Senyawa Obat Cegah Sel Kanker
Di sisi lain pemanfaatan dan pengembangan tanaman obat pada penelitian ini, diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomis dari aset alami negara Indonesia.
Tanaman yang memiliki nama latin Andrographis paniculata L Ness ini merupakan salah satu jenis tanaman obat yang menjadi prioritas utama untuk dikembangkan di Indonesia.
Selain itu, tanaman ini mempunyai senyawa aktif yang khas yang dikenal dengan nama 'King Bitter'.
Senyawa tersebut merupakan senyawa bioaktif primer Andrographolide, yang mana merupakan golongan senyawa terpenoid khususnya diterpene lakton.
Pada penelitian yang dibantu tim mahasiswa, untuk mengekstraksi tanaman obat menggunakan metode maserasi.
Baca juga: Lemlit Unitomo Gelar Klinik Proposal Hibah Penelitian DRTPM 2024
Selanjutnya, untuk metode analisis menggunakan metode spektrofotometri Ultraviolet dan spektrofotometri fluoresens.
Sedangkan untuk metode karakterisasi hasil ekstraksi menggunakan metode spektrometri infra merah atau Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red (FTIR) dan kromatografi Liquid Chromatography-Mass Spectrometer (LCMS/MS).
"Secara prinsip, pertama tanaman obat sambiloto diambil bagian daunnya kemudian dipreparasi dan dilakukan proses maserasi selama beberapa waktu, kemudian dilakukan karakterisasi dan analisis terhadap hasil ekstraksi tanaman obat sambiloto, terakhir adalah modifikasi dan aplikasi ekstrak tanaman tersebut sebagai UV Protector," ujarnya.
Ia menambahkan, hasil akhir dari penelitiannya tersebut adalah berupa tabir surya yang merupakan salah satu jenis produk kosmetik yang banyak dibutuhkan.
Baca juga: Mahasiswa IPB Ditemukan Meninggal Saat Penelitian di Pulau Sempu Kabupaten Malang
Yakni, tabir surya yang mengandung ekstrak tanaman sambiloto dengan nilai Sun Protection Factor (SPF) tertentu.
Ia juga mengakui, selama proses penelitian tentunya ada kendala yang dihadapi. Salah satu contohnya adalah dikarenakan sampelnya berupa bahan alami, sehingga komponen (matriks) yang terkandung di dalamnya cukup kompleks.
Fredy mengungkapkan bahwa penelitiannya saat ini sedang dalam proses publikasi ilmiah.
"Memang saat ini belum ada kerja sama dengan pihak ketiga, tetapi untuk ke depannya sudah ada rencana untuk bisa diproduksi massal," lanjutnya sambil berharap penelitian ini nantinya dapat bermanfaat dan berdaya guna bagi masyarakat luas.