jatimnow.com - Ketua DPC PKB Kota Surabaya Musyafak Rouf masuk menjadi salah satu nominasi bakal calon wali kota atau pendamping Machfud Arifin dalam Pilwali Surabaya tahun ini.
Hal itu diungkap Machfud Arifin saat menghadiri acara Ta'aruf Machfud Arifin bersama DPC PKB Surabaya di Ketintang, Surabaya, Sabtu (8/2/2020) malam. Ia menyebut, bakal calon wakil wali kota sudah diatur dalam undang-undang bahwa bupati atau walikota, gubernur maupun presiden harus punya wakil nantinya.
"Partai yang mengusung saya kan banyak. Tentunya melihat siapa-siapa yang pontensial yang nantinya mendapatkan tambahan suara yang bagus dan kemudian nanti dalam bekerja tidak nyerimpetin (mengganggu) saya, tapi gandeng-renteng, bahu-membahu membangun Surabaya cepat lebih maju lagi," kata Machfud Arifin.
Baca juga: Machfud Arifin Ikhlas dan Doakan Eri Cahyadi-Armudji
Dalam acara yang dihadiri seluruh kader dan pengurus PKB hingga tingkat kecamatan se Surabaya, berulang kali Machfud Arifin menyebut Musyafak Rouf sebagai salah satu nominasi Bakal Calon Wakil Wali Kota (Bacawawali) Surabaya yang akan mendampinginya. Para kader PKB pun sangat setuju.
"Termasuk berpotensi. Mantan Ketua DPRD Surabaya loh. Potensial dong. Ketua DPC PKB Surabaya," ujarnya.
Nama-nama yang masuk nominasi bacawawali nantinya akan disaring lagi dan akan diusulkan ke partai pengusung. Hingga saat ini sudah ada lima partai yang mengusung Machfud Arifin sebagai Bacawali Surabaya yaitu Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Gerindra, Partai Demokrat dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
"Tentunya semua partai mengajukan nanti menjadi nominasi. Siapa yang pas, tentunya nanti akan dipilih. Banyak kan dari partai-partai yang mengajukan," jelasnya.
"Nanti akan terseleksi secara alam. Pasti ketemu wakilnya yang pas untuk membangun Surabaya lebih maju lagi," tandasnya.
Mendengar itu, Musyafak Rouf menolaknya dan mengucap innalillahi wainna ilaihirojiun.
Baca juga: Kuasa Hukum MAJU Sayangkan Dana Kampanye Erji Nol Rupiah Tak Ditindak
"Ya itu kan sudah mulai dari awal, PKB silahkan mengajukan. Kemudian partai lain juga silahkan mengajukan. Persoalan nanti setelah dalam perjalanan dari berbagai pertimbangan Pak Machfud menjatuhkan kepada si A atau si B, itu hak prerogatif dia," ungkap Musyafak.
Musyafak menerangkan, wakil yang dipilih untuk mendampingi wali kota sampai masa tugas, tidak boleh menimbulkan permasalahan di kemudian hari.
"Jangan sampai nanti itu, wakil tidak konstruktif malah destruktif itu bahaya. Banyak di daerah-daerah wakil menjadi permasalahan. Jadi dari awal sudah ada komitmen yang harus dibangun. Kemudian sama-sama harus berpikir se visi dan juga saling tahu antara calon wali kota dengan wakilnya," paparnya.
Meski namanya disebut masuk dalam nomonasi mendampingi Machfud Arifin, Musyafak dengan tegas menolaknya.
"Kalau saya sendiri ya innalillahi wainna illaihi rojiun. Mestinya sudah enak begini akhirnya kerjaan jadi banyak," tegasnya.
Baca juga: Kuasa Hukum MAJU Sebut Keterlibatan Risma Telah Terungkap dalam Sidang
Mantan Ketua DPRD Surabaya ini mengaku sadar diri bahwa dirinya masih banyak kekurangan jika diusulkan menjadi wakil wali kota.
"Sementara kan harus saya tahu bahwa ada banyak kekurangan dan ada banyak harus saya perhitungan ketika saya maju. Saya lebih pas ketika saya yang bantu untuk menata, memenangkan, mengantar Pak Machfud sebagai Wali Kota Surabaya," tuturnya.
Tugas sebagai Wakil Wali Kota Surabaya juga mulia untuk membantu wali kota membangun Surabaya dan mensejahterakan masyarakat Surabaya. Namun, Musyafak tetap menolaknya.
"Mulia itu kan di hadapan Allah bukan di hadapan manusia. Bagi saya akan agak lebih berat ketika dikasih tugas yang formal-formal itu karena sudah lama nggak tugas di formal," pungkasnya.