jatimnow.com - Kualitas barang lokal tidak selalu kalah dengan barang impor. Contohnya adalah jahe di Pasar Induk Osowilangun Surabaya (PIOS). Jahe lokal asal Ponorogo dan Medan justru lebih diminati dari pada jahe asal Thailand.
Salah satu pedagang jahe di Blok G PIOS, Soni mengatakan jahe dari Ponorogo dan Medan lebih kuat dalam hal rasa dan aroma. Tidak heran jika jahe lokal tersebut harganya selalu di atas harga jahe Thailand.
"Aroma jahe lokal lebih kuat rasanya pun jelas lebih pedas. Sedang untuk dagingnya, jahe lokal coklat dan lebih gelap bila dibanding jahe Thailand. Karena itu penjualan jahe lokal lebih cepat," terang Soni kepada jatimnow.com, Selasa (3/3/2020).
Baca juga: Rock Melon asal Blitar Jadi Favorit Pelanggan PIOS
Ada harga ada rasa begitulah Soni menyebut. Jika harga jahe Thailand hanya dikisaran Rp 26 ribu per kilogram namun untuk harga jahe lokal harganya lebih mahal.
"Untuk jahe lokal yang panennya umur 12 bulan harganya Rp 30 ribu. Sedang yang panennya umur 13 sampai 15 bulan harganya Rp 35 ribu per kilogram. Tapi yang paling top rasanya yang umurnya 15 bulan," jelas pedagang asal Sumatera Barat itu.
Baca juga: Dapat Harga yang Bagus, Petani Gresik Ingin Pasok Hasil Panen Semangka ke PIOS
Sementara kapasitas penjualan jahe di lapak miliknya, Soni mengaku dalam satu bulan rata-rata mampu menjual jahe lokal sebanyak 12 ton.
"Setiap sepuluh hari sekali saya mendatangkan 4 ton. Kalau di total dalam sebulan mencapai 12 ton. Kadang bisa lebih," ungkapnya.
Baca juga: Jadi Favorit Warung Penyetan, Mentimun Lalap di PIOS Penuhi Pasar Tradisional
Berita ini kerjasama antara Pasar Induk Osowilangun Surabaya (PIOS) dengan jatimnow.com