jatimnow.com - Pasar Keputran Surabaya menjadi sorotan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Jawa Timur.
Pasalnya di tengah wabah Virus Corona, kegiatan perdagangan di pasar yang berada di tengah Kota Pahlawan itu masih ramai namun kurang memperhatikan physical distancing.
Para pedagang pasar maupun pembeli di Pasar Keputran tidak menerapkan protokol kesehatan di tengah wabah Covid-19. Seperti tidak menggunakan masker, dan tidak menjaga jarak.
Baca juga: Golkar Jatim Siapkan Kegiatan Sambut Ramadan, Pengurus Daerah Wajib Tahu
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menurunkan tim untuk melakukan patroli berskala besar di pasar tersebut sembari sosialisasi dan membagikan masker, vitamin C, dan juga hand sanitizer pada para pedagang dan pembeli.
Para pedagang juga diingatkan untuk menerapkan physical distancing dalam mengatur lapak-lapak penjualan saat dilakukan kegiatan perdagangan serta tidak lupa pakai masker.
"Ini adalah bagian dari patroli berskala besar yang kita lakukan bersama lintas sektor untuk mencegah penyebaran Covid-19 di Jatim. Saya mendapatkan informasi bahwa di pasar tradisional kita masih belum maksimal menerapkan protokol kesehatan di tengah wabah Covid-19," kata Gubernur Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Jumat (17/4/2020).
Baca juga: Menkes Perkirakan Pandemi Covid-19 Berubah jadi Endemi
Selain Pasar Induk Keputran, sejumlah pasar trandisional lain di Jatim juga akan menjadi sasaran.
Selain membagikan alat perlindungan diri dalam melawan Covid-19, di Pasar Keputran juga dilakukan evaluasi.
Misalnya harus ada wastafel-wastafel yang memberikan akses bagi para penjual maupun pembeli untuk mencuci tangan. Sebab saat ini yang paling penting dan aman di tengah pandemi adalah melakukan pencegahan.
"Selain itu kami juga tengah mencocokkan apakah memungkinkan jika aktivitas perdagangan di pasar-pasar di Jatim bisa menerapkan sistem belanja sayuran online lebih banyak lagi. Karena sebenarnya ada daerah yang sudah menerapkan, seperti di Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang dan Jember," kata Khofifah.
Pasar tradisional secara tersistematis di data oleh BUMD atau pengelola pasar kemudian dibantu memasarkan produknya secara online.
Baca juga: Mencicipi Kuliner Legendaris di Kediri, Soto Ayam Bok Ijo Wajib Dicoba
Menurut Khofifah sistem ini akan mengurangi interaksi langsung antara penjual dan pembeli tetapi transaksi jual beli tetap berjalan.
Pada patroli berskala besar di Pasar Keputran, ada sekitar 300 paket masker, hand sanitizer dan juga vitamin C yang dibagikan ke pedagang dan pembeli yang ada di Pasar Keputran.
Selain itu Pemprov tengah berupaya untuk berkoordinasi dengan Pemkot Surabaya untuk memberikan kemudahan akses pengunjung pasar pada tempat cuci tangan atau wastafel dalam jumlah lebih banyak.