jatimnow.com - Rumpun Tracing Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur melakukan rapid test terhadap 246 karyawan pabrik rokok di Kabupaten Tulungagung. Hasilnya 23 orang dinyatakan reaktif atau positif.
"Ada 23 orang yang dinyatakan reaktif," ujar Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur dr Kohar Hari Santoso di gedung negara Grahadi, Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, Senin (4/5/2020) malam.
dr Kohar menerangkan, klaster pabrik rokok di Tulungagung ini diketahui bermula ada seorang karyawan yang berobat. Karyawan tersebut terindikasi Covid-19.
Baca juga: Golkar Jatim Siapkan Kegiatan Sambut Ramadan, Pengurus Daerah Wajib Tahu
"Hasil tracing di klaster di Tulungagung, ada sebuah perusahaan rokok yang kemudian ada seorang karyawan berobat dan ternyata terindikasi Covid-19," tuturnya.
Kemudian pada Minggu (3/5/2020) dilakukan rapid test terhadap 214 karyawan pabrik rokok tersebut.
"Hasilnya ada 17 reaktif, 5 karyawan dari Kabupaten Kediri, 5 dari Kota Kediri dan 7 dari Kabupaten Tulungagung," tuturnya.
Senin pagi tadi, Gugus Tugas Covid-19 Jatim kembali melakukan rapid test tambahan terhadap 32 karyawan di pabrik rokok tersebut.
Baca juga: Menkes Perkirakan Pandemi Covid-19 Berubah jadi Endemi
"Hasilnya ada 6 reaktif dan seluruhnya dari Tulungagung," katanya sambil menambahkan, karyawan yang reaktif dilakukan isolasi dan ditindaklanjuti tes swab.
"Kita masih menunggu hasilnya," tambahnya.
Karyawan yang reaktif atau positif tersebut ditangani oleh masing-masing dinas kesehatan Kabupaten Kediri, Kota Kediri dan Kabupaten Tulungagung.
Baca juga: Mencicipi Kuliner Legendaris di Kediri, Soto Ayam Bok Ijo Wajib Dicoba
"Karyawan yang reaktif dari kabupaten dan kota ditindaklanjuti oleh kabupaten dan kota masing-masing," terangnya.
dr Kohar yang juga Direktur Rumah Sakit Saiful Anwar, Malang ini menerangkan, Gugus Tugas Covid Jatim akan terus melakukan penyisiran terhadap pabrik rokok di Tulungagung. Karena yang dikhawatirkan karyawan tersebut berinteraksi dengan karyawan pabrik rokok di sebelahnya.
"Ternyata perusahaan (karyawan yang reaktif positif) bersebelahan dengan perusahaan orang tuanya dengan jumlah karyawan yang lebih besar. Kita khawatir ada reaksi dari perusahaan ini," jelasnya.